Info Terkini

DENPASAR, Suara Buleleng – Lokakarya kartun dengan tema “Remaja Dalam Globalisasi 2013 digelar di gedung Ksirarnawa – Art Center, Denpasar, Sabtu (28/9). Lokakarya mengambil isu seputar kartun, remaja, bahaya HIV AIDS, permasalahan lingkungan hidup dan cara mengolah sampah plastik menjadi karya seni.

Menghadirkan pembicara seperti Janggo Pramartha, Prof. Dr Mangku Karmaya, Putu Ebo Supardi, dan Made Bayak Mulyana.

Prof. Dr. Mangku Karmaya memasukan isu-isu kesehatan reproduksi dan bahaya remaja terhadap HIV AIDS. Dia menuturkan, beberapa dimensi kesehatan yang sangat perlu dijaga untuk remaja seperti kesehatan fisik, psikologik/mental, sosial, dan spiritual.

Lanjutnya, rentannya remaja dengan pergaulan bebas yang kebablasan juga menjadi sorotannya, ia menilai perilaku bengkung, belog ajum, ampah, campah, gegabah, dan tidak bertanggung jawab berpotensi besar menjerumuskan remaja kedalam permasalahan kompleks seperti HIV AIDS. “Mari jaga kesehatan kita dengan prilaku-prilaku yang tidak merusak diri, hargai diri dan orang lain, control, tahan godaan dan pahami setiap resiko,” himbaunya.

Chif Editor majalah kartun Bali (Bog-Bog) Janggo Pramartha, dalam materinya mengatakan, dengan kartun ia ingin menterjemahkan sesuatu dengan cara yang berbeda akan tetapi goal dan esensinya tepat sasaran. Dia juga berharap agar bisa memberikan kontribusi positif kepada peserta loka karya yang dihadiri pelajar-pelajar SMA. “Kartun bisa memberikan dampak positif terhadap dunia pendidikan,” ungkapnya.

Janggo berpandangan kartun bukan hanya masalah rasa, akan tetapi juga mengandung unsur intelejensi pengamatan terhadap permasalahan lingkungan sosial maupun politik, seperti halnya kemacetan yang sudah digambarkan dengan kartun berpuluh tahun lalu, yang sekarang menjadi jelas dan kian nyata. “Selain rasa, kartun mengandung unsur intelejensi, bagaimana kita bisa memproyeksikan masa depan,” pungkasnya.

Putu Ebo Supardi memaparkan secara kartun sejatinya memiliki visi dan misi mencerdaskan anak bangsa, mengajarkan mereka untuk sensitif dan reaktif terhadap prahara lingkungan sekitar. “Kartun merupakan alat komunikasi efektif, kartun lebih cepat dalam menyampaikan pesan daripada pemberitahuan tertulis, tanpa batasan bahasa, termasuk dalam konteks kritik terhadap eksploitasi lingkungan dan bagaimana cara menyelamatkan lingkungan” paparnya.

Puncaknya adalah aksi lokakarya dari I Made Bayak Mulyana, seniman lukis yang juga gitaris band rock asal Bali ‘GEEKSSMILE’ memberikan pelatihan kepada peserta loka karya tentang cara menanggulangi sampah agar menjadi benda yang bermanfaat terlebih memiliki nilai estetika yang tinggi. “Ada dua sudut pandang tentang sampah, sampah bisa menjadi bencana bisa juga menjadi manfaat,” tandasnya.

Made Bayak menuturkan kegelisahannya terhadap sikap cuek masyarakat terhadap sampah. Sungai, jurang atupun pangkung dinilainya sekarang menjadi tong sampah alami. Ia membayangkan begaimana ngerinya ketika sampah itu menumpuk dan benar-benar menjadi bencana untuk lingkungan. “Agar sampah plastik tidak menjadi bencana, mending kita kumpulkan dan buat kreasi seni,” himbaunya.

Peserta terlihat sangat antusias mengikuti loka karya ini, mereka membuat lukisan dari limbah sampah plastik, nanti karya-karya mereka rencananya akan mereka pajang disekolahnya masing-masing. (Pos Bali)

Prilaku “Bengkung, Belog Ajum” Jerumuskan Remaja dalam Pergaulan HIV AIDS

Posted by Unknown No comments

DENPASAR, Suara Buleleng – Lokakarya kartun dengan tema “Remaja Dalam Globalisasi 2013 digelar di gedung Ksirarnawa – Art Center, Denpasar, Sabtu (28/9). Lokakarya mengambil isu seputar kartun, remaja, bahaya HIV AIDS, permasalahan lingkungan hidup dan cara mengolah sampah plastik menjadi karya seni.

Menghadirkan pembicara seperti Janggo Pramartha, Prof. Dr Mangku Karmaya, Putu Ebo Supardi, dan Made Bayak Mulyana.

Prof. Dr. Mangku Karmaya memasukan isu-isu kesehatan reproduksi dan bahaya remaja terhadap HIV AIDS. Dia menuturkan, beberapa dimensi kesehatan yang sangat perlu dijaga untuk remaja seperti kesehatan fisik, psikologik/mental, sosial, dan spiritual.

Lanjutnya, rentannya remaja dengan pergaulan bebas yang kebablasan juga menjadi sorotannya, ia menilai perilaku bengkung, belog ajum, ampah, campah, gegabah, dan tidak bertanggung jawab berpotensi besar menjerumuskan remaja kedalam permasalahan kompleks seperti HIV AIDS. “Mari jaga kesehatan kita dengan prilaku-prilaku yang tidak merusak diri, hargai diri dan orang lain, control, tahan godaan dan pahami setiap resiko,” himbaunya.

Chif Editor majalah kartun Bali (Bog-Bog) Janggo Pramartha, dalam materinya mengatakan, dengan kartun ia ingin menterjemahkan sesuatu dengan cara yang berbeda akan tetapi goal dan esensinya tepat sasaran. Dia juga berharap agar bisa memberikan kontribusi positif kepada peserta loka karya yang dihadiri pelajar-pelajar SMA. “Kartun bisa memberikan dampak positif terhadap dunia pendidikan,” ungkapnya.

Janggo berpandangan kartun bukan hanya masalah rasa, akan tetapi juga mengandung unsur intelejensi pengamatan terhadap permasalahan lingkungan sosial maupun politik, seperti halnya kemacetan yang sudah digambarkan dengan kartun berpuluh tahun lalu, yang sekarang menjadi jelas dan kian nyata. “Selain rasa, kartun mengandung unsur intelejensi, bagaimana kita bisa memproyeksikan masa depan,” pungkasnya.

Putu Ebo Supardi memaparkan secara kartun sejatinya memiliki visi dan misi mencerdaskan anak bangsa, mengajarkan mereka untuk sensitif dan reaktif terhadap prahara lingkungan sekitar. “Kartun merupakan alat komunikasi efektif, kartun lebih cepat dalam menyampaikan pesan daripada pemberitahuan tertulis, tanpa batasan bahasa, termasuk dalam konteks kritik terhadap eksploitasi lingkungan dan bagaimana cara menyelamatkan lingkungan” paparnya.

Puncaknya adalah aksi lokakarya dari I Made Bayak Mulyana, seniman lukis yang juga gitaris band rock asal Bali ‘GEEKSSMILE’ memberikan pelatihan kepada peserta loka karya tentang cara menanggulangi sampah agar menjadi benda yang bermanfaat terlebih memiliki nilai estetika yang tinggi. “Ada dua sudut pandang tentang sampah, sampah bisa menjadi bencana bisa juga menjadi manfaat,” tandasnya.

Made Bayak menuturkan kegelisahannya terhadap sikap cuek masyarakat terhadap sampah. Sungai, jurang atupun pangkung dinilainya sekarang menjadi tong sampah alami. Ia membayangkan begaimana ngerinya ketika sampah itu menumpuk dan benar-benar menjadi bencana untuk lingkungan. “Agar sampah plastik tidak menjadi bencana, mending kita kumpulkan dan buat kreasi seni,” himbaunya.

Peserta terlihat sangat antusias mengikuti loka karya ini, mereka membuat lukisan dari limbah sampah plastik, nanti karya-karya mereka rencananya akan mereka pajang disekolahnya masing-masing. (Pos Bali)

0 komentar:

DENPASAR, Suara Buleleng – Tidak puas hanya mengadukan dugaan korupsi pengadaan sepeda motor oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menjelang Pilgub Bali lalu ke Kejaksaan Tinggi (kejati) Bali, Gede Suardana kini membawa kasus tersebut ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta.

Atas nama masyarakat Buleleng, Suardana membawa berkas – perkas dugaan penyimpangan yang dilakukan Bupati Putu agus Suradnyana dalam pembelian sepeda motor untuk Kepala Desa dan Kelian Adat.

Sekembalinya dari Jakarta, Sabtu (21/9), Suardana mengatakan sudah menyerahkan langsung ke KPK berkas dugaan korupsi yang dilakukan Bupati. “Saya baru menyerahkan dan melaporkan bukti – bukti penyimpangan pengadaan motor di Buleleng dengan nilai Rp3 miliar lebih, ke KPK,” ujar pria asal Kubutambahan ini.

Dijelaskan, berkas yang dilaporkasn ke KPK bernomor 02/LPGBS-IX/2013, prihal Kajian Kasus dugaan korupsi bagi – bagi sepeda motor oleh Bupati Buleleng. Yang ditujukan ke Penyidik KPK dugaan tindak pidana korupsi, dengan nomor agenda 2013-08-000132 dan nomor informasi 62767.

Dalam berkas itu disampaikan bahwa Bupati Buleleng merubah SK Bupati dari nomor 900/16/HK/2013 tanggal 21-01-2013, tentang perincian dana perimbangan desa Kabupaten Buleleng tahun anggaran 2013. SK tersebut dirubah menjadi SK nomor 900/431/HK/2013 tanggal 30 April 2013 tentang perincian dana perimbangan desa kabupaten Buleleng. Termasuk sudah dilampirkan juga dua SK tersebut ke KPK. “Saya sudah serahkan rincian dari SK tersebut,” katanya.

Dia mengatakan, yang paling menjolok perbedaannya adalah SK ke 2 Bupati malah men-split anggaran keuangan desa masing – masing Rp23.500.000 sehingga total dana yang displit adalah Rp 3.031.500.000. Untuk pembelian sepada motor Yamaha Vixion yang totalnya 117 untuk Kepala Desa se Buleleng.

Kemudian Bupati melakukan penunjukan langsung (PL) kepada CV Serba Lancar Abadi, untuk melakukan pengadaan sepeda motor ini. Distribusinya dilakukan oleh Maha Surya. Tak hanya itu juga dijelaskan Bupati juga melakukan pengadaan motor Hoda Vario untuk 117 Kelian Adat se Buleleng. Ini dilakukan juga sama jelang Pilgub 15 Mei lalu.

Fakta yang disampaikan ke KPK, jika Badan Pemberdayaan Pemerintahan Desa (BPMD) Buleleng membuat perubahan SK atas perintah Bupati. Kemudian BPMD juga mengklaim kalau Forum Komunikasi Kepala Desa memohon atau memesan sepeda motor ,kondisi ini terbantahkan oleh Kepala Desa Bengkala. Bahkan lanjut Suardana, BPD se Kecamatan Seririt malah menolak ada pemberian sepeda motor Vixion tersebut ke Kepala Desa se Kecamatan Seririt. “Sudah sampai pada analisa hukum kami, bahwa proses ini melanggar aturan dan mengarah pada tindak pidana korupsi,” ungkap Suardana.

Data – data ini dibawa oleh Suardana ke KPK Jalan H.R Rasuna Said kavling C1 Jakarta Selatan dan sudah diterima oleh Suyadi sebagai penerima laporan pengaduan masyarakat. Dengan nomor agenda 2013-08-000132 dan nomor informasi 62767 sebagai bukti penerimaan laporan ini. Sementara itu, informasi yang diperoleh, pihak Kejati Bali telah mengatensi laporan masyarakat Buleleng yang disampaikan Gede Suardana pertepatan dengan Hari Bhakti Adhyaksa, 22 Juli 2013 lalu itu. Kejati Bali sudah membentuk tim untuk menyelidiki laporan ini. Tim yang dibentuk ini juga melibatkan Jaksa di Seksi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri (Kejari) Buleleng. (Pos Bali)

Dugaan Korupsi Pengadaan Sepeda Motor, Bupati Buleleng Diadukan ke KPK

Posted by Unknown No comments

DENPASAR, Suara Buleleng – Tidak puas hanya mengadukan dugaan korupsi pengadaan sepeda motor oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menjelang Pilgub Bali lalu ke Kejaksaan Tinggi (kejati) Bali, Gede Suardana kini membawa kasus tersebut ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta.

Atas nama masyarakat Buleleng, Suardana membawa berkas – perkas dugaan penyimpangan yang dilakukan Bupati Putu agus Suradnyana dalam pembelian sepeda motor untuk Kepala Desa dan Kelian Adat.

Sekembalinya dari Jakarta, Sabtu (21/9), Suardana mengatakan sudah menyerahkan langsung ke KPK berkas dugaan korupsi yang dilakukan Bupati. “Saya baru menyerahkan dan melaporkan bukti – bukti penyimpangan pengadaan motor di Buleleng dengan nilai Rp3 miliar lebih, ke KPK,” ujar pria asal Kubutambahan ini.

Dijelaskan, berkas yang dilaporkasn ke KPK bernomor 02/LPGBS-IX/2013, prihal Kajian Kasus dugaan korupsi bagi – bagi sepeda motor oleh Bupati Buleleng. Yang ditujukan ke Penyidik KPK dugaan tindak pidana korupsi, dengan nomor agenda 2013-08-000132 dan nomor informasi 62767.

Dalam berkas itu disampaikan bahwa Bupati Buleleng merubah SK Bupati dari nomor 900/16/HK/2013 tanggal 21-01-2013, tentang perincian dana perimbangan desa Kabupaten Buleleng tahun anggaran 2013. SK tersebut dirubah menjadi SK nomor 900/431/HK/2013 tanggal 30 April 2013 tentang perincian dana perimbangan desa kabupaten Buleleng. Termasuk sudah dilampirkan juga dua SK tersebut ke KPK. “Saya sudah serahkan rincian dari SK tersebut,” katanya.

Dia mengatakan, yang paling menjolok perbedaannya adalah SK ke 2 Bupati malah men-split anggaran keuangan desa masing – masing Rp23.500.000 sehingga total dana yang displit adalah Rp 3.031.500.000. Untuk pembelian sepada motor Yamaha Vixion yang totalnya 117 untuk Kepala Desa se Buleleng.

Kemudian Bupati melakukan penunjukan langsung (PL) kepada CV Serba Lancar Abadi, untuk melakukan pengadaan sepeda motor ini. Distribusinya dilakukan oleh Maha Surya. Tak hanya itu juga dijelaskan Bupati juga melakukan pengadaan motor Hoda Vario untuk 117 Kelian Adat se Buleleng. Ini dilakukan juga sama jelang Pilgub 15 Mei lalu.

Fakta yang disampaikan ke KPK, jika Badan Pemberdayaan Pemerintahan Desa (BPMD) Buleleng membuat perubahan SK atas perintah Bupati. Kemudian BPMD juga mengklaim kalau Forum Komunikasi Kepala Desa memohon atau memesan sepeda motor ,kondisi ini terbantahkan oleh Kepala Desa Bengkala. Bahkan lanjut Suardana, BPD se Kecamatan Seririt malah menolak ada pemberian sepeda motor Vixion tersebut ke Kepala Desa se Kecamatan Seririt. “Sudah sampai pada analisa hukum kami, bahwa proses ini melanggar aturan dan mengarah pada tindak pidana korupsi,” ungkap Suardana.

Data – data ini dibawa oleh Suardana ke KPK Jalan H.R Rasuna Said kavling C1 Jakarta Selatan dan sudah diterima oleh Suyadi sebagai penerima laporan pengaduan masyarakat. Dengan nomor agenda 2013-08-000132 dan nomor informasi 62767 sebagai bukti penerimaan laporan ini. Sementara itu, informasi yang diperoleh, pihak Kejati Bali telah mengatensi laporan masyarakat Buleleng yang disampaikan Gede Suardana pertepatan dengan Hari Bhakti Adhyaksa, 22 Juli 2013 lalu itu. Kejati Bali sudah membentuk tim untuk menyelidiki laporan ini. Tim yang dibentuk ini juga melibatkan Jaksa di Seksi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri (Kejari) Buleleng. (Pos Bali)

0 komentar:

Singaraja, Suara Buleleng - Kabupaten Buleleng merupakan kabupaten dengan wilayah terluas dan memiliki jumlah penduduk paling banyak dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Bali. Buleleng juga memiliki topografi wilayah yang beragam, mulai dari lautan/pantai, dataran rendah serta daerah perbukitan dan pegunungan yang memiliki tingkat kemiringan yang beraneka ragam. Selain itu, Kabupaten ini juga memiliki ruas jalan yang sangat panjang dan tingkat lalu lintas di jalan dari hari kehari semakin padat, sehingga tentunya tingkat kecelakaan lalu lintas di jalan raya juga cukup tinggi. Dari kondisi tersebut, tentunya wilayah bagian utara Pulau Bali ini memiliki resiko kegawatdaruratan dan bencana yang tinggi.

RSUD Kabupaten Buleleng, sebagai satu-satunya rumah sakit milik Pemerintah Daerah tentunya memiliki peran yang sangat besar dalam hal penanganan kegawatdaruratan dan bencana yang ada di wilayah Bali Utara. RSUD Buleleng merupakan rumah sakit tipe B memiliki motto PRISMA, yaitu: Peduli, Responsif, Integritas, Sentuhan, Mudah dan Aman, tentunya selalu ingin memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh masyarakat. RSUD Kabupaten Buleleng juga membentuk Buleleng Emergency Service (Tim Reaksi Cepat) untuk kesiapsiagaan dalam hal kegawatdaruratan dan bencana yang terjadi di Buleleng.

Hal tersebut disampaikan oleh dr. Gede Wiartana, M.Kes selaku direktur RSUD Buleleng saat diwawancarai Tim Kominfo (24/09/2013). Buleleng Emergency Service merupakan salah satu program unggulan RSUD Buleleng. Tim yang diketuai oleh dr. Ketut Suparna, Sp.B ini, selalu siap bertugas jika suatu saat ada hal-hal kegawatdaruratan dan bencana yang terjadi di Buleleng. Tim ini sudah dibekali dengan 4 buah unit mobil ambulans, tenda, handy talky (HT), dan lain-lain. Gede Wiartana juga menambahkan, RSUD Kabupaten Buleleng telah menyiapkan IGD (Instalansi Gawat Darurat) yang representatif untuk memberikan kecepatan pelayanan pertolongan jika ada masyarakat yang mengalami situasi gawat darurat. Selain itu, jika terjadi bencana, maka RSUD Buleleng juga telah menyiapkan model rumah sakit lapangan jika memang diperlukan.


Dari segi Sumber Daya Manusia (SDM), Tim ini sudah dibekali dengan berbagai macam pelatihan. Salah satunya adalah pelatihan Basic Life Support, yaitu pelatihan dasar untuk anggota tim Buleleng Emergency Service dari tenaga non medis untuk pertolongan pertama jika ada situasi kegawatdaruratan dan bencana. Tentunya dengan terbentuknya Tim ini, maka situasi kegawatdaruratan dan bencana bisa sesegera mungkin diatasi. (Pemkab BLL)

"Buleleng Emergency Service" Siaga Dalam Menghadapi Situasi Kegawatdaruratan Dan Bencana

Posted by Unknown No comments

Singaraja, Suara Buleleng - Kabupaten Buleleng merupakan kabupaten dengan wilayah terluas dan memiliki jumlah penduduk paling banyak dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Bali. Buleleng juga memiliki topografi wilayah yang beragam, mulai dari lautan/pantai, dataran rendah serta daerah perbukitan dan pegunungan yang memiliki tingkat kemiringan yang beraneka ragam. Selain itu, Kabupaten ini juga memiliki ruas jalan yang sangat panjang dan tingkat lalu lintas di jalan dari hari kehari semakin padat, sehingga tentunya tingkat kecelakaan lalu lintas di jalan raya juga cukup tinggi. Dari kondisi tersebut, tentunya wilayah bagian utara Pulau Bali ini memiliki resiko kegawatdaruratan dan bencana yang tinggi.

RSUD Kabupaten Buleleng, sebagai satu-satunya rumah sakit milik Pemerintah Daerah tentunya memiliki peran yang sangat besar dalam hal penanganan kegawatdaruratan dan bencana yang ada di wilayah Bali Utara. RSUD Buleleng merupakan rumah sakit tipe B memiliki motto PRISMA, yaitu: Peduli, Responsif, Integritas, Sentuhan, Mudah dan Aman, tentunya selalu ingin memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh masyarakat. RSUD Kabupaten Buleleng juga membentuk Buleleng Emergency Service (Tim Reaksi Cepat) untuk kesiapsiagaan dalam hal kegawatdaruratan dan bencana yang terjadi di Buleleng.

Hal tersebut disampaikan oleh dr. Gede Wiartana, M.Kes selaku direktur RSUD Buleleng saat diwawancarai Tim Kominfo (24/09/2013). Buleleng Emergency Service merupakan salah satu program unggulan RSUD Buleleng. Tim yang diketuai oleh dr. Ketut Suparna, Sp.B ini, selalu siap bertugas jika suatu saat ada hal-hal kegawatdaruratan dan bencana yang terjadi di Buleleng. Tim ini sudah dibekali dengan 4 buah unit mobil ambulans, tenda, handy talky (HT), dan lain-lain. Gede Wiartana juga menambahkan, RSUD Kabupaten Buleleng telah menyiapkan IGD (Instalansi Gawat Darurat) yang representatif untuk memberikan kecepatan pelayanan pertolongan jika ada masyarakat yang mengalami situasi gawat darurat. Selain itu, jika terjadi bencana, maka RSUD Buleleng juga telah menyiapkan model rumah sakit lapangan jika memang diperlukan.


Dari segi Sumber Daya Manusia (SDM), Tim ini sudah dibekali dengan berbagai macam pelatihan. Salah satunya adalah pelatihan Basic Life Support, yaitu pelatihan dasar untuk anggota tim Buleleng Emergency Service dari tenaga non medis untuk pertolongan pertama jika ada situasi kegawatdaruratan dan bencana. Tentunya dengan terbentuknya Tim ini, maka situasi kegawatdaruratan dan bencana bisa sesegera mungkin diatasi. (Pemkab BLL)

0 komentar:


Singaraja, Suara Buleleng - Perkembangan kota Singaraja yang cepat sebagai kota pendidikan, pariwista dan pertumbuhan ekonomi menuntut Pemerintah mampu menyediakan infrastruktur yang memadai. Terkait hal tersebut perlu adanya pembangunan jalan baru yang melintas di tengah kota Singaraja tembus menuju kecamatan Sawan dan Kubutambahan. Hal ini sudah merupakan kebutuhan untuk mengurangi kemacetan yang ada selama ini. Demikian salah satu usul Fraksi PDIP dalam Pemandangan Umum terhadap Ranperda RTRW Kabupaten Buleleng tahun 2012-2023 pada hari Senin (30/09).

Fraksi PDIP yang menyampaikan l7 point pemandangannya juga menyoroti kondisi geografi, topografi Buleleng yang nyegara gunung. Dengan kondisi demikian sumber pembangunan potensial yang dapat dmanfaatkan sangat terbatas karena jarak dari pantai dan pegunungan relatif sempit. Terkait itu diharapkan Pemerintah agar secara cermat dan berhati-hati menindaklanjuti RTRW ini dengan penyusunan zonasi, perencanaan wilayah yang lebih detail agar mengutamakan kepentingan masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin dengan berprinsip pada Tri Hita Karana.

Sementara itu Fraksi gabungan yang terdiri dari Fraksi Golkar, Fraksi Partai Demokrat dan Fraksi Peduli Bangsa menyatakan 8 point pemandangan umum. Salah satu pemandangan umumnya menyatakan sepakat memasukkan kawasan pariwisata pedesaan antara lain desa Kayuputih Melaka, Sudaji, dan Les . Kemudian diusulkan juga agar desa Patas dimasukan dalam kawasan industri Celukan Bawang.(Humas Buleleng)

Pembahasan Ranperda RTRW Buleleng, Diusulkan Pembangunan Jalan Baru

Posted by Unknown No comments


Singaraja, Suara Buleleng - Perkembangan kota Singaraja yang cepat sebagai kota pendidikan, pariwista dan pertumbuhan ekonomi menuntut Pemerintah mampu menyediakan infrastruktur yang memadai. Terkait hal tersebut perlu adanya pembangunan jalan baru yang melintas di tengah kota Singaraja tembus menuju kecamatan Sawan dan Kubutambahan. Hal ini sudah merupakan kebutuhan untuk mengurangi kemacetan yang ada selama ini. Demikian salah satu usul Fraksi PDIP dalam Pemandangan Umum terhadap Ranperda RTRW Kabupaten Buleleng tahun 2012-2023 pada hari Senin (30/09).

Fraksi PDIP yang menyampaikan l7 point pemandangannya juga menyoroti kondisi geografi, topografi Buleleng yang nyegara gunung. Dengan kondisi demikian sumber pembangunan potensial yang dapat dmanfaatkan sangat terbatas karena jarak dari pantai dan pegunungan relatif sempit. Terkait itu diharapkan Pemerintah agar secara cermat dan berhati-hati menindaklanjuti RTRW ini dengan penyusunan zonasi, perencanaan wilayah yang lebih detail agar mengutamakan kepentingan masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin dengan berprinsip pada Tri Hita Karana.

Sementara itu Fraksi gabungan yang terdiri dari Fraksi Golkar, Fraksi Partai Demokrat dan Fraksi Peduli Bangsa menyatakan 8 point pemandangan umum. Salah satu pemandangan umumnya menyatakan sepakat memasukkan kawasan pariwisata pedesaan antara lain desa Kayuputih Melaka, Sudaji, dan Les . Kemudian diusulkan juga agar desa Patas dimasukan dalam kawasan industri Celukan Bawang.(Humas Buleleng)

0 komentar:


Singaraja, Suara Buleleng - Setelah Buleleng Festival serta Lovina Festival, kini Pemkab Buleleng kembali menggelar sebuah event seni budaya, Utsawa Gong Kebyar yang dilangsungkan di eks pelabuhan Buleleng.

Utsawa Gong Kebyar merupakan salah satu event bergengsi yang menampilkan "sekeha" atau kelompok gong kebyar yang difestivalkan untuk mencari sekeha yang terbaik di Buleleng. Kegiatan ini sendiri dibuka oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana. pada hari Jumat malam (27/09).

Gong kebyar merupakan kesenian gamelan yang lahir di Buleleng 100 tahun silam. Kini gong kebyar menjadi kesenian favorit di Bali, dan telah tersebar ke sejumlah negara.

Bupati menyambut baik event budaya ini dikarenakan bagian dari upaya melestarikan gong kebyar yang lahir di Buleleng tahun 1914. Diharapkan utsawa gong kebyar ini berkelanjutan sehingga gong tetap lestari dan diminati oleh kalangan generasi muda. (apakabarbuleleng)

Utsawa Gong Kebyar Resmi Dibuka

Posted by Unknown No comments


Singaraja, Suara Buleleng - Setelah Buleleng Festival serta Lovina Festival, kini Pemkab Buleleng kembali menggelar sebuah event seni budaya, Utsawa Gong Kebyar yang dilangsungkan di eks pelabuhan Buleleng.

Utsawa Gong Kebyar merupakan salah satu event bergengsi yang menampilkan "sekeha" atau kelompok gong kebyar yang difestivalkan untuk mencari sekeha yang terbaik di Buleleng. Kegiatan ini sendiri dibuka oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana. pada hari Jumat malam (27/09).

Gong kebyar merupakan kesenian gamelan yang lahir di Buleleng 100 tahun silam. Kini gong kebyar menjadi kesenian favorit di Bali, dan telah tersebar ke sejumlah negara.

Bupati menyambut baik event budaya ini dikarenakan bagian dari upaya melestarikan gong kebyar yang lahir di Buleleng tahun 1914. Diharapkan utsawa gong kebyar ini berkelanjutan sehingga gong tetap lestari dan diminati oleh kalangan generasi muda. (apakabarbuleleng)

0 komentar:

Renon, Suara Buleleng - Pemprov Bali akan mengintensifkan penanggulangan HIV/AIDS yang masih menjadi momok bagi daerah ini. Wagub Ketut Sudikerta selaku Ketua Harian Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bali berharap kerjasama dan dukungan dari AusAID (Australia Agency for International Development) melalui HIV Cooperation Program for Indonesia (HCPI) dapat terus dilanjutkan. Harapan itu diungkapkan Wagub saat menerima audensi dari AusAID dan HCPI yang didampingi Sekretaris KPA Provinsi Bali Drh. Made Suprapta di ruang kerjanya, Senin (30/9).

Lebih jauh Wagub Sudikerta mengurai, jumlah ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) saat ini diperkirakan mencapai 26.000 jiwa. Dari estimasi tersebut, baru sebanyak 8.000 ODHA yang terdata, sedangkan sisanya sebanyak 18.000 orang belum jelas keberadaannya. “Inilah yang menjadi fokus utama kita dalam penanggulangan HIV-AIDS di Bali, selain tetap memberi pengobatan bagi penderita yang telah terdata “, ujarnya.

Menanggapi harapan Wagub, pihak AusAID yang diwakili Fist Secretary HIV and Communicable Diseases Adrian Gilbert menjelaskan bahwa pihaknya telah membangun kerjasama dengan beberapa provinsi di Pulau Jawa, Bali, Papua dan Papua Barat. Sejumlah provinsi tersebut dinilai memiliki tingkat Evidemi HIV/AIDS sangat tinggi. Dikatakannya, program HCPI akan berakhir pada awal tahun 2016, sehingga kedepannya perlu merumuskan strategi dan program baru dalam rangka pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS khususnya di Bali.

Adrian yang didampingi perwakilan HCPI Chatrine Barker dan Abby Ruddick menambahkan, konsuling maupun pengobatan ODHA di Bali saat ini tida hanya dilayani di RSUP Sanglah, namun sudah diperluas ke beberapa PUSKESMAS di Kota Denpasar. Hal ini merupakan sebuah langkah untuk mendekatkan pelayanan kepada ODHA.

Wabub Sudikerta mengucapkan terima kasih atas bantuan AusAID melalui HCPI yang sangat peduli terhadap Pencegahan dan Penanggulangan HIV/ AIDS di Provinsi Bali. Pemprov Bali, tambahnya, juga memberi perhatian yang cukup besar bagi upaya ini.

“Pada tahun anggaran berikutnya, kami menyiapkan anggaran sebesar Rp. 6 Milyar dalam rangka Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS. Tapi kami tetap perlu bantuan dari AusAID terutama dari aspek teknis,” ujarnya. Melalui kerjasama ini, Wagub berharap laju perkembangan HIV/AIDS di Pulau Dewata bisa terus ditekan. (Beritabali.com)

ODHA di Bali Diperkirakan 26.000 Jiwa

Posted by Unknown No comments

Renon, Suara Buleleng - Pemprov Bali akan mengintensifkan penanggulangan HIV/AIDS yang masih menjadi momok bagi daerah ini. Wagub Ketut Sudikerta selaku Ketua Harian Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bali berharap kerjasama dan dukungan dari AusAID (Australia Agency for International Development) melalui HIV Cooperation Program for Indonesia (HCPI) dapat terus dilanjutkan. Harapan itu diungkapkan Wagub saat menerima audensi dari AusAID dan HCPI yang didampingi Sekretaris KPA Provinsi Bali Drh. Made Suprapta di ruang kerjanya, Senin (30/9).

Lebih jauh Wagub Sudikerta mengurai, jumlah ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) saat ini diperkirakan mencapai 26.000 jiwa. Dari estimasi tersebut, baru sebanyak 8.000 ODHA yang terdata, sedangkan sisanya sebanyak 18.000 orang belum jelas keberadaannya. “Inilah yang menjadi fokus utama kita dalam penanggulangan HIV-AIDS di Bali, selain tetap memberi pengobatan bagi penderita yang telah terdata “, ujarnya.

Menanggapi harapan Wagub, pihak AusAID yang diwakili Fist Secretary HIV and Communicable Diseases Adrian Gilbert menjelaskan bahwa pihaknya telah membangun kerjasama dengan beberapa provinsi di Pulau Jawa, Bali, Papua dan Papua Barat. Sejumlah provinsi tersebut dinilai memiliki tingkat Evidemi HIV/AIDS sangat tinggi. Dikatakannya, program HCPI akan berakhir pada awal tahun 2016, sehingga kedepannya perlu merumuskan strategi dan program baru dalam rangka pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS khususnya di Bali.

Adrian yang didampingi perwakilan HCPI Chatrine Barker dan Abby Ruddick menambahkan, konsuling maupun pengobatan ODHA di Bali saat ini tida hanya dilayani di RSUP Sanglah, namun sudah diperluas ke beberapa PUSKESMAS di Kota Denpasar. Hal ini merupakan sebuah langkah untuk mendekatkan pelayanan kepada ODHA.

Wabub Sudikerta mengucapkan terima kasih atas bantuan AusAID melalui HCPI yang sangat peduli terhadap Pencegahan dan Penanggulangan HIV/ AIDS di Provinsi Bali. Pemprov Bali, tambahnya, juga memberi perhatian yang cukup besar bagi upaya ini.

“Pada tahun anggaran berikutnya, kami menyiapkan anggaran sebesar Rp. 6 Milyar dalam rangka Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS. Tapi kami tetap perlu bantuan dari AusAID terutama dari aspek teknis,” ujarnya. Melalui kerjasama ini, Wagub berharap laju perkembangan HIV/AIDS di Pulau Dewata bisa terus ditekan. (Beritabali.com)

0 komentar:


Suara Buleleng - Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) adalah forum kerja sama dari 21 Ekonomi di lingkar Samudera Pasifik yang berdiri tahun 1989 dalam suatu pertemuan tingkat menteri di Canberra, Australia. Gagasan APEC muncul atas prakarsa Bob Hawke, PM Australia saat itu. Pembentukan kerja sama regional di kawasan Asia Pasifik dilatar belakangi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut :

  • Perubahan dalam konstelasi politik dunia seperti munculnya berbagai kelompok perdagangan regional yang bersifat tertutup dan cenderung membedakan kedudukan negara-negara Asia Pasifik dalam bidang perdagangan dan investasi. Contoh dari kerja sama regional itu antara lain NAFTA (North American Free Trade Area) atau kerja sama ekonomi negara-negara Amerika Utara.
  • Adanya dinamika proses globalisasi. Dinamika ini berdampak sangat luas dan terjadi secara global di seluruh belahan bumi, termasuk kawasan Asia Pasifik. Oleh karena itulah, negara-negara di kawasan ini dituntut untuk melakukan berbagai penyesuaian lewat perubahan struktur ekonomi agar tidak merugikan mereka. Perubahan ini kemudian mendorong perekonomian negar-negara di kawasan Asia Pasifik menjadi saling tergantung (interdependensi).
  • Adanya kekhawatiran akan gagalnya perundingan Putaran Uruguay. Kekhawatiran tersebut sempat menimbulkan ketidakpastian atas masa depan perekonomian dunia.
  • Adanya perubahan besar di bidang politik dan ekonomi yang terjadi dan berlangsung di Uni Soviet dan Eropa Timur.

Indonesia merupakan salah satu negara yang turut membidani kelahiran forum ini. Kerja sama di APEC meliputi tidak saja perdagangan, tetapi juga upaya meningkatkan investasi dan kerja sama ekonomi secara menyeluruh.

Tujuan utama APEC adalah mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan di Asia Pasifik. Hal ini dilakukan dengan mendorong dan memfasilitasi perdagangan dan investasi yang lebih bebas dan terbuka di kawasan, serta meningkatkan kerja sama pengembangan kapasitas Ekonomi Anggota dengan target tahun 2010 untuk Ekonomi maju dan tahun 2020 untuk Ekonomi berkembang. Tujuan APEC tersebut tercantum dalam hasil kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi APEC di Bogor pada tahun 1994 yang lebih dikenal dengan Bogor Declaration.

Pada awal berdirinya, APEC beranggotakan dua belas negara, yaitu enam negara anggota ASEAN dan enam mitra dialognya, seperti Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, Kanada, dan Amerika Serikat. Pada tahun 1991 APEC menerima Cina, Hongkong dan Taiwan masuk menjadi anggotanya. Dalam pertemuan di Seattle, Kanada pada bulan November 1993, APEC memasukkan Papua Nugini dan Meksiko sebagai anggota. Pada pertemuan di Bogor tahun 1994 anggota APEC menjadi 18 negara anggota, diklasifikasikan menjadi 4 kelompok yang didasarkan atas kemajuan ekonomi dan industri, yaitu sebagai berikut :

  • Negara sangat maju : AS dan Jepang.
  • Negara maju : Kanada, Australia, dan Selandia Baru.
  • Negara industri : Korea Selatan, Singapura, Taiwan dan Hongkong.
  • Negara berkembang : Brunei Darusalam, Malaysia, Filipina, Thailand, RRC, Meksiko, Papua Nugini, Cili, dan Indonesia.

Saat ini terdapat 21 Ekonomi yang menjadi anggota APEC, yaitu :

NoEkonomiNoEkonomi
1Australia12New Zealand
2Brunei Darussalam13Philippines
3Canada14Peru
4Chile15Papua Nugini
5China16Russia
6Hong Kong-China17Singapore
7Indonesia18Chinese Taipei
8Japan19Thailand
9Korea20United States
10Malaysia21Viet Nam
11Mexico

Kerja sama di APEC merupakan kerja sama non-politis, ditandai dengan keanggotaan Hong Kong-China dan Chinese Taipei, serta karena bentuk kerja samanya yang difokuskan pada ekonomi, perdagangan, dan investasi. Selain ke-21 Ekonomi tersebut, APEC memiliki tiga anggota pengamat (observer), yaitu ASEAN Secretariat, Pacific Economic Cooperation Council (PECC), dan Pacific Islands Forum (PIF) Secretariat.

APEC merupakan suatu forum kerja sama ekonomi. Oleh karena itu, selain logo APEC, tidak diperkenankan untuk menggunakan hal-hal lain seperti bendera, lambang negara, lagu kebangsaan dan lain-lain, yang dapat merujuk pada status politis Ekonomi anggota, dan atau mengidentifikasi peserta atau delegasi. Selain itu, perlu ditekankan penggunaan nomenklatur APEC yang telah disepakati (baik lisan maupun tulisan), selama pertemuan dan dalam dokumen-dokumen terkait, termasuk selama persiapan. Dalam kaitan ini, anggota APEC disebut sebagai “Ekonomi anggota” atau “anggota” atau “Ekonomi”.


Kerja sama di dalam APEC dibangun berdasarkan beberapa prinsip yaitu consensus; voluntary and non-binding; concerted unilateralism; dan differentiated time frame. Prinsip consensus memiliki arti bahwa semua keputusan di APEC harus bermanfaat dan disepakati oleh 21 Ekonomi Anggota. Prinsip voluntary and non-binding berarti kesepakatan dilakukan secara sukarela dan tidak mengikat. Sementara itu, prinsip concerted unilateralism berarti keputusan dilakukan secara bersama-sama sesuai dengan kemampuan tiap Ekonomi tanpa syarat resiprositas, serta prinsip differentiated time frame berarti bahwa Ekonomi maju diharapkan melakukan liberalisasi terlebih dahulu.

Meski kesepakatan di APEC bersifat sukarela dan tidak mengikat, namun komitmen yang dideklarasikan anggota APEC terbukti lebih efektif untuk diimplementasikan. Fleksibilitas yang diberikan memberikan ruang kepada anggota, yang memiliki keragaman kapasitas, untuk berimprovisasi, melakukan uji coba, dan mengembangkan pelatihan bersama secara bertahap hingga memenuhi kesepakatan yang diinginkan. Selain itu, APEC juga memiliki beberapa mekanisme peer review berkala yang diselenggarakan untuk mengukur kemajuan pencapaian anggota dan merancang aktivitas kerja sama teknis terkait.

Seiring dengan semakin kompleksnya isu-isu perdagangan dan investasi yang muncul, APEC bertransformasi dengan melakukan perluasan pembahasan isu-isu sektoral dan kegiatan kerja sama teknis terkait. APEC juga mulai membahas soal-soal human security, khususnya yang dapat menimbulkan dampak terhadap ekonomi dan perdagangan kawasan, seperti bencana alam, ketahanan pangan, ketahanan energi, penyakit menular, terorisme, lingkungan, serta pemberantasan korupsi. Komprehensivitas pembahasan isu tersebut, menjadikan APEC sebagai forum dengan tingkat interaksi pejabat sektoral paling tinggi di kawasan Asia Pasifik.

Mekanisme kerja APEC bermuara pada para Pemimpin Ekonomi APEC yang melakukan pertemuan setahun sekali dalam APEC Economic Leaders’ Meeting (AELM). Di bawah itu, para Menteri Luar Negeri dan Menteri Perdagangan APEC berkoordinasi dalam APEC Ministerial Meeting (AMM) menggariskan arah kerja sama kawasan. Hasil kesepakatan para Pemimpin Ekonomi dan Menteri APEC tersebut selanjutnya diterjemahkan oleh para Pejabat Tinggi (Senior Officials) APEC untuk dilaksanakan oleh para pengambil kebijakan dan kelompok ahli masing- masing Ekonomi yang bertemu dalam berbagai Komite dan Kelompok Kerja di APEC. Koordinator nasional APEC Indonesia adalah Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri.

Selain Menteri Luar Negeri dan Menteri Perdagangan, Menteri Keuangan, Menteri UKM, dan Menteri Perempuan APEC juga rutin melakukan pertemuan tahunan. Di luar itu, terdapat pertemuan- pertemuan tingkat Menteri lainnya yang dapat diadakan sesuai agenda dan kepentingan berjalan.

APEC merupakan kerja sama ekonomi regional yang unik karena merupakan salah satu organisasi yang memiliki mekanisme khusus yang memungkinkan dunia usaha berperan aktif melalui APEC Business Advisory Council (ABAC). Anggota ABAC dari tiap Ekonomi APEC terdiri dari tiga orang pengusaha terkemuka yang ditunjuk langsung oleh para Pemimpin Ekonomi guna menyuarakan kepentingan dunia usaha masing-masing. Ketua ABAC Indonesia saat ini adalah Wishnu Wardhana dengan anggota Anindya Bakrie dan Karen Agustiawan, dengan anggota pengganti adalah Gatot Suwondo, Arief Yahya, dan Erwin Aksa.

APEC saat ini dianggap sebagai salah satu forum ekonomi regional terpenting di Asia Pasifik, karena melibatkan partisipasi para Pemimpin Ekonomi negara-negara kunci di kawasan, seperti Amerika Serikat, China, Jepang, Australia, dan tujuh negara anggota ASEAN. Dari segi demografis, APEC merupakan organisasi yang besar karena menaungi penduduk sejumlah 2,7 milyar jiwa. Empat belas dari 21 Ekonomi Anggota APEC merupakan 40 Ekonomi pengekspor terbesar di dunia, sementara sembilan anggota APEC tercatat sebagai anggota G20. Selain itu, setiap tahun Menteri Luar Negeri, Menteri Perdagangan, Menteri Keuangan dan Menteri-Menteri lain hadir dalam pertemuan-pertemuan APEC. Kehadiran para Pemimpin dan Menteri APEC tersebut selama ini juga dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk melakukan pembahasan masalah-masalah bilateral dan regional.

APEC juga berperan penting dalam memajukan agenda perdagangan multilateral. Di tahun 1994, APEC memberikan kontribusi signifikan bagi terselesaikannya Putaran Uruguay di bawah perundingan General Agreement on Tariffs and Trade (GATT). Keberhasilan ini telah mendorong terbentuknya organisasi perdagangan dunia WTO. Kini, forum kerja sama APEC dipandang sebagai salah satu arena kunci guna mendorong terselesaikannya Putaran Doha. Hal ini didukung oleh komitmen Menteri-Menteri Perdagangan APEC yang melakukan pertemuan setiap tahun guna mencari solusi konkret sistem perdagangan multilateral di bawah semangat Bogor Goals.

APEC turut memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik dan kemajuan perekonomian global. Selain itu, anggota-anggota APEC juga berkontribusi terhadap 53% GDP dunia serta 44% volume perdagangan dunia. Tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun anggota APEC adalah 2,5%. Angka ini jauh lebih tinggi ketimbang ekonomi non- APEC yang hanya mencapai 1,3% per tahun pada periode yang sama. Gabungan ekonomi para anggota APEC meningkat dua kali lipat dari US$ 17,7 triliun di tahun 1989 menjadi US$ 35,8 triliun di tahun 2010. Total perdagangan barang dan jasa APEC juga meningkat lima kali lipat dari US$ 3,1 triliun di tahun 1989 menjadi US$ 16,8 triliun di tahun 2010. Sementara itu, dari sisi investasi, Foreign Direct Investment (FDI) yang masuk ke kawasan APEC meningkat 715% antara tahun 1989 dan 2010.

Sebagai perbandingan, total perdagangan Indonesia di tahun 1989 ke seluruh Ekonomi Anggota APEC adalah US$ 29,9 milyar. Di tahun 2011, angka ini naik menjadi US$ 289,3 milyar, atau terjadi peningkatan hingga hampir sepuluh kali lipat dalam 22 tahun terakhir. Pada tahun 1994, nilai FDI masuk ke Indonesia dari seluruh Ekonomi Anggota APEC adalah US$ 2,5 milyar. Di tahun 2011, angka ini meningkat menjadi US$ 10,6 milyar.

APEC juga memiliki peranan penting dalam memajukan agenda reformasi struktural di kawasan. Sejak tahun 2004, APEC giat membahas agenda reformasi struktural yang mencakup reformasi perundang-undangan, tata kelola publik dan perusahaan, kebijakan persaingan dunia usaha, dan penguatan infrastruktur hukum ekonomi. Pembahasan dan pelaksanaan kegiatan pelatihan terkait agenda-agenda behind-the-border tersebut diharapkan mampu mengurangi kerugian yang dialami dunia usaha dan perekonomian kawasan akibat ekonomi biaya tinggi.

Meski kerja sama ekonomi, perdagangan, keuangan dan pembangunan di APEC telah memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi di Asia-Pasifik, namun kawasan ini masih memiliki tantangan yang cukup serius. Tantangan pertama adalah melemahnya pertumbuhan ekonomi global akibat perlambatan ekonomi di Eropa dan AS. Tantangan lain yang dihadapi adalah masih tingginya kesenjangan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik. UNESCAP di tahun 2012 melaporkan bahwa kesenjangan ekonomi di kawasan sejak tahun 1990 naik hingga 15%.

Indonesia akan memanfaatkan peluang kerja sama APEC guna memajukan kepentingan nasional dengan mengusung berbagai inisiatif diantaranya mendorong investasi infrastruktur, membantu memastikan bahwa perdagangan internasional tetap terbuka bagi ekspor Indonesia,
(DapurSB)

Mengenal Asia Pacific Economic Cooperation "APEC"

Posted by Unknown No comments


Suara Buleleng - Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) adalah forum kerja sama dari 21 Ekonomi di lingkar Samudera Pasifik yang berdiri tahun 1989 dalam suatu pertemuan tingkat menteri di Canberra, Australia. Gagasan APEC muncul atas prakarsa Bob Hawke, PM Australia saat itu. Pembentukan kerja sama regional di kawasan Asia Pasifik dilatar belakangi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut :

  • Perubahan dalam konstelasi politik dunia seperti munculnya berbagai kelompok perdagangan regional yang bersifat tertutup dan cenderung membedakan kedudukan negara-negara Asia Pasifik dalam bidang perdagangan dan investasi. Contoh dari kerja sama regional itu antara lain NAFTA (North American Free Trade Area) atau kerja sama ekonomi negara-negara Amerika Utara.
  • Adanya dinamika proses globalisasi. Dinamika ini berdampak sangat luas dan terjadi secara global di seluruh belahan bumi, termasuk kawasan Asia Pasifik. Oleh karena itulah, negara-negara di kawasan ini dituntut untuk melakukan berbagai penyesuaian lewat perubahan struktur ekonomi agar tidak merugikan mereka. Perubahan ini kemudian mendorong perekonomian negar-negara di kawasan Asia Pasifik menjadi saling tergantung (interdependensi).
  • Adanya kekhawatiran akan gagalnya perundingan Putaran Uruguay. Kekhawatiran tersebut sempat menimbulkan ketidakpastian atas masa depan perekonomian dunia.
  • Adanya perubahan besar di bidang politik dan ekonomi yang terjadi dan berlangsung di Uni Soviet dan Eropa Timur.

Indonesia merupakan salah satu negara yang turut membidani kelahiran forum ini. Kerja sama di APEC meliputi tidak saja perdagangan, tetapi juga upaya meningkatkan investasi dan kerja sama ekonomi secara menyeluruh.

Tujuan utama APEC adalah mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan di Asia Pasifik. Hal ini dilakukan dengan mendorong dan memfasilitasi perdagangan dan investasi yang lebih bebas dan terbuka di kawasan, serta meningkatkan kerja sama pengembangan kapasitas Ekonomi Anggota dengan target tahun 2010 untuk Ekonomi maju dan tahun 2020 untuk Ekonomi berkembang. Tujuan APEC tersebut tercantum dalam hasil kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi APEC di Bogor pada tahun 1994 yang lebih dikenal dengan Bogor Declaration.

Pada awal berdirinya, APEC beranggotakan dua belas negara, yaitu enam negara anggota ASEAN dan enam mitra dialognya, seperti Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, Kanada, dan Amerika Serikat. Pada tahun 1991 APEC menerima Cina, Hongkong dan Taiwan masuk menjadi anggotanya. Dalam pertemuan di Seattle, Kanada pada bulan November 1993, APEC memasukkan Papua Nugini dan Meksiko sebagai anggota. Pada pertemuan di Bogor tahun 1994 anggota APEC menjadi 18 negara anggota, diklasifikasikan menjadi 4 kelompok yang didasarkan atas kemajuan ekonomi dan industri, yaitu sebagai berikut :

  • Negara sangat maju : AS dan Jepang.
  • Negara maju : Kanada, Australia, dan Selandia Baru.
  • Negara industri : Korea Selatan, Singapura, Taiwan dan Hongkong.
  • Negara berkembang : Brunei Darusalam, Malaysia, Filipina, Thailand, RRC, Meksiko, Papua Nugini, Cili, dan Indonesia.

Saat ini terdapat 21 Ekonomi yang menjadi anggota APEC, yaitu :

NoEkonomiNoEkonomi
1Australia12New Zealand
2Brunei Darussalam13Philippines
3Canada14Peru
4Chile15Papua Nugini
5China16Russia
6Hong Kong-China17Singapore
7Indonesia18Chinese Taipei
8Japan19Thailand
9Korea20United States
10Malaysia21Viet Nam
11Mexico

Kerja sama di APEC merupakan kerja sama non-politis, ditandai dengan keanggotaan Hong Kong-China dan Chinese Taipei, serta karena bentuk kerja samanya yang difokuskan pada ekonomi, perdagangan, dan investasi. Selain ke-21 Ekonomi tersebut, APEC memiliki tiga anggota pengamat (observer), yaitu ASEAN Secretariat, Pacific Economic Cooperation Council (PECC), dan Pacific Islands Forum (PIF) Secretariat.

APEC merupakan suatu forum kerja sama ekonomi. Oleh karena itu, selain logo APEC, tidak diperkenankan untuk menggunakan hal-hal lain seperti bendera, lambang negara, lagu kebangsaan dan lain-lain, yang dapat merujuk pada status politis Ekonomi anggota, dan atau mengidentifikasi peserta atau delegasi. Selain itu, perlu ditekankan penggunaan nomenklatur APEC yang telah disepakati (baik lisan maupun tulisan), selama pertemuan dan dalam dokumen-dokumen terkait, termasuk selama persiapan. Dalam kaitan ini, anggota APEC disebut sebagai “Ekonomi anggota” atau “anggota” atau “Ekonomi”.


Kerja sama di dalam APEC dibangun berdasarkan beberapa prinsip yaitu consensus; voluntary and non-binding; concerted unilateralism; dan differentiated time frame. Prinsip consensus memiliki arti bahwa semua keputusan di APEC harus bermanfaat dan disepakati oleh 21 Ekonomi Anggota. Prinsip voluntary and non-binding berarti kesepakatan dilakukan secara sukarela dan tidak mengikat. Sementara itu, prinsip concerted unilateralism berarti keputusan dilakukan secara bersama-sama sesuai dengan kemampuan tiap Ekonomi tanpa syarat resiprositas, serta prinsip differentiated time frame berarti bahwa Ekonomi maju diharapkan melakukan liberalisasi terlebih dahulu.

Meski kesepakatan di APEC bersifat sukarela dan tidak mengikat, namun komitmen yang dideklarasikan anggota APEC terbukti lebih efektif untuk diimplementasikan. Fleksibilitas yang diberikan memberikan ruang kepada anggota, yang memiliki keragaman kapasitas, untuk berimprovisasi, melakukan uji coba, dan mengembangkan pelatihan bersama secara bertahap hingga memenuhi kesepakatan yang diinginkan. Selain itu, APEC juga memiliki beberapa mekanisme peer review berkala yang diselenggarakan untuk mengukur kemajuan pencapaian anggota dan merancang aktivitas kerja sama teknis terkait.

Seiring dengan semakin kompleksnya isu-isu perdagangan dan investasi yang muncul, APEC bertransformasi dengan melakukan perluasan pembahasan isu-isu sektoral dan kegiatan kerja sama teknis terkait. APEC juga mulai membahas soal-soal human security, khususnya yang dapat menimbulkan dampak terhadap ekonomi dan perdagangan kawasan, seperti bencana alam, ketahanan pangan, ketahanan energi, penyakit menular, terorisme, lingkungan, serta pemberantasan korupsi. Komprehensivitas pembahasan isu tersebut, menjadikan APEC sebagai forum dengan tingkat interaksi pejabat sektoral paling tinggi di kawasan Asia Pasifik.

Mekanisme kerja APEC bermuara pada para Pemimpin Ekonomi APEC yang melakukan pertemuan setahun sekali dalam APEC Economic Leaders’ Meeting (AELM). Di bawah itu, para Menteri Luar Negeri dan Menteri Perdagangan APEC berkoordinasi dalam APEC Ministerial Meeting (AMM) menggariskan arah kerja sama kawasan. Hasil kesepakatan para Pemimpin Ekonomi dan Menteri APEC tersebut selanjutnya diterjemahkan oleh para Pejabat Tinggi (Senior Officials) APEC untuk dilaksanakan oleh para pengambil kebijakan dan kelompok ahli masing- masing Ekonomi yang bertemu dalam berbagai Komite dan Kelompok Kerja di APEC. Koordinator nasional APEC Indonesia adalah Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri.

Selain Menteri Luar Negeri dan Menteri Perdagangan, Menteri Keuangan, Menteri UKM, dan Menteri Perempuan APEC juga rutin melakukan pertemuan tahunan. Di luar itu, terdapat pertemuan- pertemuan tingkat Menteri lainnya yang dapat diadakan sesuai agenda dan kepentingan berjalan.

APEC merupakan kerja sama ekonomi regional yang unik karena merupakan salah satu organisasi yang memiliki mekanisme khusus yang memungkinkan dunia usaha berperan aktif melalui APEC Business Advisory Council (ABAC). Anggota ABAC dari tiap Ekonomi APEC terdiri dari tiga orang pengusaha terkemuka yang ditunjuk langsung oleh para Pemimpin Ekonomi guna menyuarakan kepentingan dunia usaha masing-masing. Ketua ABAC Indonesia saat ini adalah Wishnu Wardhana dengan anggota Anindya Bakrie dan Karen Agustiawan, dengan anggota pengganti adalah Gatot Suwondo, Arief Yahya, dan Erwin Aksa.

APEC saat ini dianggap sebagai salah satu forum ekonomi regional terpenting di Asia Pasifik, karena melibatkan partisipasi para Pemimpin Ekonomi negara-negara kunci di kawasan, seperti Amerika Serikat, China, Jepang, Australia, dan tujuh negara anggota ASEAN. Dari segi demografis, APEC merupakan organisasi yang besar karena menaungi penduduk sejumlah 2,7 milyar jiwa. Empat belas dari 21 Ekonomi Anggota APEC merupakan 40 Ekonomi pengekspor terbesar di dunia, sementara sembilan anggota APEC tercatat sebagai anggota G20. Selain itu, setiap tahun Menteri Luar Negeri, Menteri Perdagangan, Menteri Keuangan dan Menteri-Menteri lain hadir dalam pertemuan-pertemuan APEC. Kehadiran para Pemimpin dan Menteri APEC tersebut selama ini juga dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk melakukan pembahasan masalah-masalah bilateral dan regional.

APEC juga berperan penting dalam memajukan agenda perdagangan multilateral. Di tahun 1994, APEC memberikan kontribusi signifikan bagi terselesaikannya Putaran Uruguay di bawah perundingan General Agreement on Tariffs and Trade (GATT). Keberhasilan ini telah mendorong terbentuknya organisasi perdagangan dunia WTO. Kini, forum kerja sama APEC dipandang sebagai salah satu arena kunci guna mendorong terselesaikannya Putaran Doha. Hal ini didukung oleh komitmen Menteri-Menteri Perdagangan APEC yang melakukan pertemuan setiap tahun guna mencari solusi konkret sistem perdagangan multilateral di bawah semangat Bogor Goals.

APEC turut memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik dan kemajuan perekonomian global. Selain itu, anggota-anggota APEC juga berkontribusi terhadap 53% GDP dunia serta 44% volume perdagangan dunia. Tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun anggota APEC adalah 2,5%. Angka ini jauh lebih tinggi ketimbang ekonomi non- APEC yang hanya mencapai 1,3% per tahun pada periode yang sama. Gabungan ekonomi para anggota APEC meningkat dua kali lipat dari US$ 17,7 triliun di tahun 1989 menjadi US$ 35,8 triliun di tahun 2010. Total perdagangan barang dan jasa APEC juga meningkat lima kali lipat dari US$ 3,1 triliun di tahun 1989 menjadi US$ 16,8 triliun di tahun 2010. Sementara itu, dari sisi investasi, Foreign Direct Investment (FDI) yang masuk ke kawasan APEC meningkat 715% antara tahun 1989 dan 2010.

Sebagai perbandingan, total perdagangan Indonesia di tahun 1989 ke seluruh Ekonomi Anggota APEC adalah US$ 29,9 milyar. Di tahun 2011, angka ini naik menjadi US$ 289,3 milyar, atau terjadi peningkatan hingga hampir sepuluh kali lipat dalam 22 tahun terakhir. Pada tahun 1994, nilai FDI masuk ke Indonesia dari seluruh Ekonomi Anggota APEC adalah US$ 2,5 milyar. Di tahun 2011, angka ini meningkat menjadi US$ 10,6 milyar.

APEC juga memiliki peranan penting dalam memajukan agenda reformasi struktural di kawasan. Sejak tahun 2004, APEC giat membahas agenda reformasi struktural yang mencakup reformasi perundang-undangan, tata kelola publik dan perusahaan, kebijakan persaingan dunia usaha, dan penguatan infrastruktur hukum ekonomi. Pembahasan dan pelaksanaan kegiatan pelatihan terkait agenda-agenda behind-the-border tersebut diharapkan mampu mengurangi kerugian yang dialami dunia usaha dan perekonomian kawasan akibat ekonomi biaya tinggi.

Meski kerja sama ekonomi, perdagangan, keuangan dan pembangunan di APEC telah memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi di Asia-Pasifik, namun kawasan ini masih memiliki tantangan yang cukup serius. Tantangan pertama adalah melemahnya pertumbuhan ekonomi global akibat perlambatan ekonomi di Eropa dan AS. Tantangan lain yang dihadapi adalah masih tingginya kesenjangan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik. UNESCAP di tahun 2012 melaporkan bahwa kesenjangan ekonomi di kawasan sejak tahun 1990 naik hingga 15%.

Indonesia akan memanfaatkan peluang kerja sama APEC guna memajukan kepentingan nasional dengan mengusung berbagai inisiatif diantaranya mendorong investasi infrastruktur, membantu memastikan bahwa perdagangan internasional tetap terbuka bagi ekspor Indonesia,
(DapurSB)

0 komentar:


Denpasar, Suara Buleleng - Evaluasi Porprov Bali ke-11, yang digagas KONI Bali selaku penanggung jawab, ditanggapi enteng oleh Ketua Harian KONI Denpasar, Ida Bagus Toni Astawa.

Menurutnya, evaluasi itu intinya untuk perbaikan event sama dua tahun mendatang di Kabupaten Buleleng, pada Porprov Bali ke-12, sehingga gelaran olahraga dua tahunan level Bali itu supaya lebih baik dari event sama di Denpasar. “Bagi Denpasar selaku tuan rumah Porprov Bali ke-11, tidak terlalu penting, mengingat event itu sudah selesai. Tapi terpenting harus dicerna oleh Buleleng selaku tuan rumah Porprov Bali ke-12,”tegas Ketua Harian KONI Denpasar, Ida Bagus Toni Astawa , Sabtu (28/9/2013).

Meski demikian Toni Astawa  berharap, kekurangan yang terjadi selama gelaran Porprov di Denpasar, bisa menjadi kaca bagi Buleleng untuk melangkah yang lebih baik, dari segi administrasi maupun venue, mengingat cabang olahraga yang dipertandingkan kemungkinan lebih banyak dari kegiatan di Denpasar.

“Tentu kami sangat berharap, event di Denpasar menjadi acuan untuk perbaikan pada Porprov Bali yang akan berlangsung di Buleleng tahun 2015,”bebernya.

Banyak masukan dan  saran maupun kritik yang disampaikan utusan KONI kabupaten peserta Porprov. Namun pada prinsipnya, kata Toni Astawa, semua itu untuk kebaikan bersama, dan kepentingan lebih besar yakni Bali saat terlibat diberbagai event nasional.

Sementara itu, Ketua Umum KONI Bali, I Gusti Bagus Alit Putra berharap KONI Buleleng mulai sekarang merancang untuk menyongsong sebagai tuan rumah Porprov Bali ke-12 tahun 2015. Hal yang mendasar perlu segera dibuat yakni menyangkut anggaran. “KONI Buleleng agar secepatnya mengusulkan anggaran pada anggaran induk APBD tahun 2014, kemudian di APBD Perubahan dan APBD induk 2015, sehingga lebih siap untuk membangun fasilitas olahraga,”jelasnya. (beritadewata.com)

KONI Bali Mulai Galang Persiapan Porprov di Buleleng, "Evaluasi Porprov Bali ke-11 Penting Bagi Buleleng"

Posted by Unknown No comments


Denpasar, Suara Buleleng - Evaluasi Porprov Bali ke-11, yang digagas KONI Bali selaku penanggung jawab, ditanggapi enteng oleh Ketua Harian KONI Denpasar, Ida Bagus Toni Astawa.

Menurutnya, evaluasi itu intinya untuk perbaikan event sama dua tahun mendatang di Kabupaten Buleleng, pada Porprov Bali ke-12, sehingga gelaran olahraga dua tahunan level Bali itu supaya lebih baik dari event sama di Denpasar. “Bagi Denpasar selaku tuan rumah Porprov Bali ke-11, tidak terlalu penting, mengingat event itu sudah selesai. Tapi terpenting harus dicerna oleh Buleleng selaku tuan rumah Porprov Bali ke-12,”tegas Ketua Harian KONI Denpasar, Ida Bagus Toni Astawa , Sabtu (28/9/2013).

Meski demikian Toni Astawa  berharap, kekurangan yang terjadi selama gelaran Porprov di Denpasar, bisa menjadi kaca bagi Buleleng untuk melangkah yang lebih baik, dari segi administrasi maupun venue, mengingat cabang olahraga yang dipertandingkan kemungkinan lebih banyak dari kegiatan di Denpasar.

“Tentu kami sangat berharap, event di Denpasar menjadi acuan untuk perbaikan pada Porprov Bali yang akan berlangsung di Buleleng tahun 2015,”bebernya.

Banyak masukan dan  saran maupun kritik yang disampaikan utusan KONI kabupaten peserta Porprov. Namun pada prinsipnya, kata Toni Astawa, semua itu untuk kebaikan bersama, dan kepentingan lebih besar yakni Bali saat terlibat diberbagai event nasional.

Sementara itu, Ketua Umum KONI Bali, I Gusti Bagus Alit Putra berharap KONI Buleleng mulai sekarang merancang untuk menyongsong sebagai tuan rumah Porprov Bali ke-12 tahun 2015. Hal yang mendasar perlu segera dibuat yakni menyangkut anggaran. “KONI Buleleng agar secepatnya mengusulkan anggaran pada anggaran induk APBD tahun 2014, kemudian di APBD Perubahan dan APBD induk 2015, sehingga lebih siap untuk membangun fasilitas olahraga,”jelasnya. (beritadewata.com)

0 komentar:


Singaraja, Suara Buleleng - Banyaknya aset berupa tanah dan bangunan milik Pemprov Bali yang terbengkalai di wilayah Kota Singaraja dan sekitarnya membuat anggota DPRD Buleleng prihatin. Pasalnya, di satu sisi Pemkab Buleleng masih kekurangan lahan dan bangunan untuk pelayanan publik, sementara di sisi lain banyak aset yang terbengkalai.

Sejumlah aset yang terbengkalai di wilayah Kota Singaraja antara lain bekas bangunan Unit Pelaksana Proyek (UPP) bidang perkebunan di wilayah Pemaron. Gedung itu dulunya milik Kantor Wilayah Departemen Perkebunan Bali. Selain itu, juga terdapat sejumlah rumah dinas dokter yang dulu menjadi milik Kantor Departemen Kesehatan. Salah satu rumah dinas dokter yang terbengkalai berlokasi di Jalan Melati Singaraja dekat PDAM Buleleng.

Gedung yang masih menjadi aset Pemprov Bali itu tampak kumuh dan ditumbuhi semak-semak. Gedung yang terbengkalai itu sangat mengganggu pemandangan, apalagi berada di tepi jalan raya. Seperti bekas gedung UPP bidang perkebunan di Desa Pemaron Singaraja kini tak memiliki atap karena sudah jebol.

Sementara tembok yang masih berdiri ditumbuhi semak belukar. Anggota DPRD Buleleng Putu Mangku Budiasa, Minggu (29/9) kemarin, meminta agar Pemkab Buleleng terus berjuang untuk mengelola aset Pemprov Bali tersebut. Jika tak diberikan untuk memiliki secara utuh, Pemkab bisa saja memanfaatkannya untuk gedung pelayanan publik.

Apalagi Pemkab Buleleng masih memerlukan banyak lahan dan gedung untuk kantor pelayanan publik. Bahkan Kantor Camat Sukasada yang lokasinya tak strategis tak bisa dipindahkan ke tempat lain karena Pemkab Buleleng kesulitan lahan. "Kami minta Bupati melakukan komunikasi dengan Pemprov Bali untuk meminta aset tersebut," katanya. (Bali Post)

Banyak Aset Terbengkalai, DPRD Minta Dimanfaatkan untuk Pelayanan Publik

Posted by Unknown No comments


Singaraja, Suara Buleleng - Banyaknya aset berupa tanah dan bangunan milik Pemprov Bali yang terbengkalai di wilayah Kota Singaraja dan sekitarnya membuat anggota DPRD Buleleng prihatin. Pasalnya, di satu sisi Pemkab Buleleng masih kekurangan lahan dan bangunan untuk pelayanan publik, sementara di sisi lain banyak aset yang terbengkalai.

Sejumlah aset yang terbengkalai di wilayah Kota Singaraja antara lain bekas bangunan Unit Pelaksana Proyek (UPP) bidang perkebunan di wilayah Pemaron. Gedung itu dulunya milik Kantor Wilayah Departemen Perkebunan Bali. Selain itu, juga terdapat sejumlah rumah dinas dokter yang dulu menjadi milik Kantor Departemen Kesehatan. Salah satu rumah dinas dokter yang terbengkalai berlokasi di Jalan Melati Singaraja dekat PDAM Buleleng.

Gedung yang masih menjadi aset Pemprov Bali itu tampak kumuh dan ditumbuhi semak-semak. Gedung yang terbengkalai itu sangat mengganggu pemandangan, apalagi berada di tepi jalan raya. Seperti bekas gedung UPP bidang perkebunan di Desa Pemaron Singaraja kini tak memiliki atap karena sudah jebol.

Sementara tembok yang masih berdiri ditumbuhi semak belukar. Anggota DPRD Buleleng Putu Mangku Budiasa, Minggu (29/9) kemarin, meminta agar Pemkab Buleleng terus berjuang untuk mengelola aset Pemprov Bali tersebut. Jika tak diberikan untuk memiliki secara utuh, Pemkab bisa saja memanfaatkannya untuk gedung pelayanan publik.

Apalagi Pemkab Buleleng masih memerlukan banyak lahan dan gedung untuk kantor pelayanan publik. Bahkan Kantor Camat Sukasada yang lokasinya tak strategis tak bisa dipindahkan ke tempat lain karena Pemkab Buleleng kesulitan lahan. "Kami minta Bupati melakukan komunikasi dengan Pemprov Bali untuk meminta aset tersebut," katanya. (Bali Post)

0 komentar:


Singaraja, Suara Buleleng - Setelah sempat dipertanyakan karena lamban, kini proyek pengaspalan jalan antara Desa Anturan Kecamatan Buleleng dan Desa Selat Kecamatan Sukasada benar-benar terhenti. Ini terjadi karena rekanan kabur dan meninggalkan proyek yang baru berjalan sekitar 18 persen.

Informasi yang dikumpulkan, Minggu (29/9) kemarin, menyebutkan proyek jalan itu sudah terhenti sejak beberapa bulan lalu. Pekerja dari CV Calista yang berkedudukan di Malang, Jawa Timur, bahkan disebut-sebut sudah kabur ke Malang dan mengundurkan diri dari proyek yang ditunggu-tunggu oleh warga Desa Selat itu.

Pascamundurnya rekanan, petugas dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) Buleleng pun harus bolak-balik ke Malang untuk mengurus administrasi seperti berita acara dan perhitungan keuangan. Sejumlah warga di sekitar proyek menyebutkan bahwa terhentinya proyek itu karena rekanan tak mendapat dukungan dari penjual material seperti dari perusahan Asphalt Mixing Plant (AMP) yang memproduksi campuran batu dan aspal hotmix.

Selain itu, pada saat tender, rekanan juga diduga menawar terlalu rendah sehingga kesulitan melanjutkan pekerjaan ketika harga aspal meningkat. Kepala Dinas PU Buleleng Ketut Yasa yang dihubungi kemarin membenarkan bahwa rekanan proyek jalan Anturan-Selat itu sudah mengundurkan diri. Bahkan antara Dinas PU dan rekanan sudah terjadi pemutusan kontrak sehingga akan dilakukan tender ulang untuk melanjutkan proyek jalan itui. "Memang sudah terjadi putus kontrak. Rekanan mengundurkan diri," katanya.

Lalu kapan dilakukan tender kembali? Yasa mengatakan pihaknya masih menyelesaikan proses administrasi dengan rekanan yang kini sudah berada di Malang. Proses itu memang memakan waktu, karena petugas Dinas PU harus bolak-balik ke Malang. Sejumlah administrasi yang harus diselesaikan antara lain penandatanganan berita acara serta proses administrasi dalam penghitungan keuangan.

Menurutnya, jika terjadi putus kontrak, pihak rekanan juga harus mengembalikan uang muka dan bayar denda. Di sisi lain, pihak Dinas PU juga harus membayar pekerjaan yang sudah dilaksanakan. "Nah, ini masih dihitung, berapa kami bayar, berapa rekanan bayar uang muka, denda dan lain-lain," katanya.

Yasa mengatakan, kejadian ini merupakan risiko dari proses lelang yang dilakukan lewat internet dan bisa diikuti oleh rekanan dari seluruh Indonesia. Karena siapa pun yang berani menawar dengan harga terendah maka rekanan itulah yang menang. Namun jika terjadi masalah, petugas dari Buleleng memang harus bolak-balik mengurus segala sesuatunya ke kantor rekanan itu di mana pun berada. "Ini masih untung di Malang, jika di Kalimantan atau di Sumatera, kita juga harus mengurusnya ke sana," katanya.

Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Buleleng Putu Mangku Budiasa sangat menyayangkan adanya penghentian pekerjaan proyek jalan antara Desa Anturan dan Desa Selat itu. Karena penghentian proyek itu akan menimbulkan persoalan baru mengingat tahun anggaran 2013 masih tersisa tiga bulan.

Mangku Budiasa mengatakan proyek kegiatan peningkatan jalan yang menghubungkan Desa Anturan dan Desa Selat sepanjang tiga kilometer itu biayanya Rp 1,7 miliar. Proyek itu semestinya sudah selesai dikerjakan dan diserahkan tanggal 27 Agustus lalu. "Tapi saat ini belum selesai, dan tahun anggaran masih tersisa tiga bulan saja," katanya. (Bali Post)

Proyek Jalan Anturan-Selat Terhenti, Rekanan Kabur ke Malang

Posted by Unknown No comments


Singaraja, Suara Buleleng - Setelah sempat dipertanyakan karena lamban, kini proyek pengaspalan jalan antara Desa Anturan Kecamatan Buleleng dan Desa Selat Kecamatan Sukasada benar-benar terhenti. Ini terjadi karena rekanan kabur dan meninggalkan proyek yang baru berjalan sekitar 18 persen.

Informasi yang dikumpulkan, Minggu (29/9) kemarin, menyebutkan proyek jalan itu sudah terhenti sejak beberapa bulan lalu. Pekerja dari CV Calista yang berkedudukan di Malang, Jawa Timur, bahkan disebut-sebut sudah kabur ke Malang dan mengundurkan diri dari proyek yang ditunggu-tunggu oleh warga Desa Selat itu.

Pascamundurnya rekanan, petugas dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) Buleleng pun harus bolak-balik ke Malang untuk mengurus administrasi seperti berita acara dan perhitungan keuangan. Sejumlah warga di sekitar proyek menyebutkan bahwa terhentinya proyek itu karena rekanan tak mendapat dukungan dari penjual material seperti dari perusahan Asphalt Mixing Plant (AMP) yang memproduksi campuran batu dan aspal hotmix.

Selain itu, pada saat tender, rekanan juga diduga menawar terlalu rendah sehingga kesulitan melanjutkan pekerjaan ketika harga aspal meningkat. Kepala Dinas PU Buleleng Ketut Yasa yang dihubungi kemarin membenarkan bahwa rekanan proyek jalan Anturan-Selat itu sudah mengundurkan diri. Bahkan antara Dinas PU dan rekanan sudah terjadi pemutusan kontrak sehingga akan dilakukan tender ulang untuk melanjutkan proyek jalan itui. "Memang sudah terjadi putus kontrak. Rekanan mengundurkan diri," katanya.

Lalu kapan dilakukan tender kembali? Yasa mengatakan pihaknya masih menyelesaikan proses administrasi dengan rekanan yang kini sudah berada di Malang. Proses itu memang memakan waktu, karena petugas Dinas PU harus bolak-balik ke Malang. Sejumlah administrasi yang harus diselesaikan antara lain penandatanganan berita acara serta proses administrasi dalam penghitungan keuangan.

Menurutnya, jika terjadi putus kontrak, pihak rekanan juga harus mengembalikan uang muka dan bayar denda. Di sisi lain, pihak Dinas PU juga harus membayar pekerjaan yang sudah dilaksanakan. "Nah, ini masih dihitung, berapa kami bayar, berapa rekanan bayar uang muka, denda dan lain-lain," katanya.

Yasa mengatakan, kejadian ini merupakan risiko dari proses lelang yang dilakukan lewat internet dan bisa diikuti oleh rekanan dari seluruh Indonesia. Karena siapa pun yang berani menawar dengan harga terendah maka rekanan itulah yang menang. Namun jika terjadi masalah, petugas dari Buleleng memang harus bolak-balik mengurus segala sesuatunya ke kantor rekanan itu di mana pun berada. "Ini masih untung di Malang, jika di Kalimantan atau di Sumatera, kita juga harus mengurusnya ke sana," katanya.

Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Buleleng Putu Mangku Budiasa sangat menyayangkan adanya penghentian pekerjaan proyek jalan antara Desa Anturan dan Desa Selat itu. Karena penghentian proyek itu akan menimbulkan persoalan baru mengingat tahun anggaran 2013 masih tersisa tiga bulan.

Mangku Budiasa mengatakan proyek kegiatan peningkatan jalan yang menghubungkan Desa Anturan dan Desa Selat sepanjang tiga kilometer itu biayanya Rp 1,7 miliar. Proyek itu semestinya sudah selesai dikerjakan dan diserahkan tanggal 27 Agustus lalu. "Tapi saat ini belum selesai, dan tahun anggaran masih tersisa tiga bulan saja," katanya. (Bali Post)

0 komentar:


DENPASAR, Suara Buleleng - Fraksi PDIP DPRD Bali minta stop polemik soal Besakih-Gunung Agung dan sekitarnya masuk Kawasan Strategis Nasional Pariwisata (KSPN) berdasar PP Nomor 50 Tahun 2011. Fraksi PDIP memandang isu KSPN Besakih ini sebagai bola panas yang sengaja dilempar, terkesan mencari-cari kesalahan, dan cenderung mengadudomba.

Anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Badung, Wayan Disel Astawa, menyatakan tembakan dengan mengungkit keputusan pusat soal KSPN Besakih ini adalah permainan liar yang cenderung membabibuta. Bahkan, kata Disel Astawa, boleh dikata isu ini sengajha ditembakkan karena sudah kehabisan akal. “Yang menjadi pertanyaan besarnya bagi kami di Fraksi PDIP, kenapa KSPN Besakih ini baru diributkan sekarang? PP 50 itu kan sudah terbit tahun 2011. Kalau dalam politik, ini senjata yang sudah lumah (tidak tajam), bahkan boleh dbilang kehabisan akal, akhirnya ambil benda sembarangan untuk menyerang lawan,” kritik Disel Astawa di Gedung Dewan, Niti Mandala Denpasar, Jumat (27/9).

Disel Astawa menggarisbawahi, KSPN Besakih ini seharusnya dibahas dengan kepala dingin kalau ada pihak-pihak yang keberatan, bukan malah mendiskreditkan pemerintah Provinsi Bali. “Pemerintah itu ya kami di DPRD Bali dan Gubernur Bali,” tandas Disel Astawa. “Memang sebuah peraturan itu bisa saja ditafsirkan macam-macam. Tapi, yang menjadi pertanyaan kenapa baru sekarang diributkan? Kalau mau protes, harusnya kan dua tahun lalu. Kalau sekarang ini baru teriak, ya kesannya mencari-cari kesalahan. Lagian, untuk pengaturan kawasan-kawasan di Bali, sudah ada Perda RTRW dan sekarang mau dibahas Perda Zonasi-nya,” lanjut politisi PDIP asal Desa Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung ini.

Disel Astawa mengingatkan, tokoh-tokoh di Pulau Dewata terutama kalangan Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) dan Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) sudah komitmen menjaga Bali tetap kondusif, mengingat daerah ini sedang menjadi sorotan dunia menyusul digelarnya perhelatan akbar Kontes Miss World 2013 dan KTT APEC 2013 di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung.

Di tengah upaya menciptakan kondusivitas Bali ini, malah muncul gonjang-ganjing soal KSPN Besakih. ”Saya sebagai krama Badung Selatan malah mencurigai ada permainan politik di balik ribut-ribut KSPN Besakih ini. Kami berharap media massa bisa ikutlah menciptakan Bali yang kondusif menjelang KTT APEC,” pinta Disel Astawa yang Wakil Ketua Komisi II DPRD Bali.

Fraksi PDIP DPRD Bali sendiri mulai melakukan penelusuran terkait KSPN Besakih ini. Anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Buleleng, Dewa Nyoman Rai Adi, menyatakan memang perlu ada klarifikasi Dewan terkait PP 50 Tahun 2011. Caranya, DPRD Bali ke Jakarta melakukan penelusuran.

“Ini penting agar rakyat bisa mendengar secara langsung melalui wakilnya di DPRD Bali. Untuk meyakinkan rakyat, termasuk media massa, ada baiknya pusat dimintai klarifikasi. Bila perlu, Menteri Pariwisatanya langsung yang bicara, jika tidak cukup dengan Prof Gede Pitana (Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Kementerian Pariwisata, Red),” tegas Dewa Rai Adi secara terpisah, Jumat kemarin.

Dewa Rai Adi menyatakan, dalam PP 50 Tahun 2011 itu, tidak ada secara langsung menyentuh Pura Besakih terkait KSPN. Yang ada adalah kawasan Besakih dan sekitarnya. “Saya cermati di PP 55 Tahun 2011 itu tidak ada arah merusak Pura Besakih. Tapi, mengarah ke pembenahan fasilitas pariwisata dan infrastruktur kawasan itu sendiri,” ujar politisi PDIP asal Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini. Menurut Dewa Rai Adi, kalau pusat sudah memberikan klarifikasi ternyata masih juga terjadi polemik soal KSPN Besakih, maka ini patut dicurigai sebagai upaya pembunuhan karakter pemerintah Provinsi Bali. “Kalau tetap saja dijadikan polemik, ya artinya ada mutan lain. Pembunuhan karakter pemerintah Provinsi Bali,” tandas Dewa Rai Adi.

Sebelumnya, Gubernur Made Mangku Pastika sudah klarifikasi masalah SKPN Besakih dalam rapat paripurna DPRD Bali, Kamis (26/9). Pastika memaparkan, dalam rencana induk pembangunan pariwisata nasional, di Bali ada 11 KSPN dari keseluruhan 88 KSPN se-Indonesia. “(Dalam KSPN) Tidak ada disebutkan kata-kata Pura Besakih. Yang ada kawasan Besakih dan bentangan Gunung Agung. Sehingga kawasan itu bisa dikembangkan sebagai pariwisata nasional,” papar Pastika. Menurut Pastika, ayat-ayat dalam PP Nomor 50 Tahun 2011 (soal penetapan SKPN) jelas mengharuskan perhatikan kearifan lokal, lingkungan hidup, dan daya dukung rakyat.

PP itu harus dijabarkan lagi. “Tidak ada yang mengancam sedikit pun kawasan suci. Memang ada satu media yakni Bali Post yang mengatakan itu (SKPN Besakih) usulan Gubernur. Padahal, Gubernur tidak mengusulkan itu. Saya cek surat-surat masuk dan keluar, tidak ada. Dari mana dapat informasi itu?” tanya Pastika.

Sedangkan Prof Gede Pitana sebelumnya menyatakan usulan kawasan Besakih-Gunung Agung dan sekitarnya masuk di antara 11 KSPN di wilayah Provinsi Bali berasal dari hasil rapat sinkronisasi dan harmonisasi pemerintah pusat dengan berbagai komponen masyarakat, bukan usulan Gubernur Pastika. Dalam rapat sinkronisasi dan harmonisasi 2010 hingga medio 2011 itu, tidak ada komponen masyarakat yang mengusulkan nama Pura Besakih atau pura lain sebagai KSPN, yang ada adalah nama geografis atau wilayah.

PP 50 Tahun 2011 soal KSPN ini pun, kata Prof Pitana, tidak secara otomatis berlaku di daerah, karena masih harus dibreakdown dengan aturan yang lebih detail dalam bentuk rencana induk pembangunan pariwisata provinsi dan rencana detail pembangunan pariwisata kabupaten/kota. Versi Prof Pitana, tidak mungkin terjadi pembangunan hotel di kawasan suci seperti Pura Besakih, sepanjang masyarakat diajak aktif mengawal implementasi PP 50 Tahun 2011. (NusaBali)

PDIP Minta Stop Polemik KSPN

Posted by Unknown No comments


DENPASAR, Suara Buleleng - Fraksi PDIP DPRD Bali minta stop polemik soal Besakih-Gunung Agung dan sekitarnya masuk Kawasan Strategis Nasional Pariwisata (KSPN) berdasar PP Nomor 50 Tahun 2011. Fraksi PDIP memandang isu KSPN Besakih ini sebagai bola panas yang sengaja dilempar, terkesan mencari-cari kesalahan, dan cenderung mengadudomba.

Anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Badung, Wayan Disel Astawa, menyatakan tembakan dengan mengungkit keputusan pusat soal KSPN Besakih ini adalah permainan liar yang cenderung membabibuta. Bahkan, kata Disel Astawa, boleh dikata isu ini sengajha ditembakkan karena sudah kehabisan akal. “Yang menjadi pertanyaan besarnya bagi kami di Fraksi PDIP, kenapa KSPN Besakih ini baru diributkan sekarang? PP 50 itu kan sudah terbit tahun 2011. Kalau dalam politik, ini senjata yang sudah lumah (tidak tajam), bahkan boleh dbilang kehabisan akal, akhirnya ambil benda sembarangan untuk menyerang lawan,” kritik Disel Astawa di Gedung Dewan, Niti Mandala Denpasar, Jumat (27/9).

Disel Astawa menggarisbawahi, KSPN Besakih ini seharusnya dibahas dengan kepala dingin kalau ada pihak-pihak yang keberatan, bukan malah mendiskreditkan pemerintah Provinsi Bali. “Pemerintah itu ya kami di DPRD Bali dan Gubernur Bali,” tandas Disel Astawa. “Memang sebuah peraturan itu bisa saja ditafsirkan macam-macam. Tapi, yang menjadi pertanyaan kenapa baru sekarang diributkan? Kalau mau protes, harusnya kan dua tahun lalu. Kalau sekarang ini baru teriak, ya kesannya mencari-cari kesalahan. Lagian, untuk pengaturan kawasan-kawasan di Bali, sudah ada Perda RTRW dan sekarang mau dibahas Perda Zonasi-nya,” lanjut politisi PDIP asal Desa Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung ini.

Disel Astawa mengingatkan, tokoh-tokoh di Pulau Dewata terutama kalangan Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) dan Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) sudah komitmen menjaga Bali tetap kondusif, mengingat daerah ini sedang menjadi sorotan dunia menyusul digelarnya perhelatan akbar Kontes Miss World 2013 dan KTT APEC 2013 di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung.

Di tengah upaya menciptakan kondusivitas Bali ini, malah muncul gonjang-ganjing soal KSPN Besakih. ”Saya sebagai krama Badung Selatan malah mencurigai ada permainan politik di balik ribut-ribut KSPN Besakih ini. Kami berharap media massa bisa ikutlah menciptakan Bali yang kondusif menjelang KTT APEC,” pinta Disel Astawa yang Wakil Ketua Komisi II DPRD Bali.

Fraksi PDIP DPRD Bali sendiri mulai melakukan penelusuran terkait KSPN Besakih ini. Anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Buleleng, Dewa Nyoman Rai Adi, menyatakan memang perlu ada klarifikasi Dewan terkait PP 50 Tahun 2011. Caranya, DPRD Bali ke Jakarta melakukan penelusuran.

“Ini penting agar rakyat bisa mendengar secara langsung melalui wakilnya di DPRD Bali. Untuk meyakinkan rakyat, termasuk media massa, ada baiknya pusat dimintai klarifikasi. Bila perlu, Menteri Pariwisatanya langsung yang bicara, jika tidak cukup dengan Prof Gede Pitana (Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Kementerian Pariwisata, Red),” tegas Dewa Rai Adi secara terpisah, Jumat kemarin.

Dewa Rai Adi menyatakan, dalam PP 50 Tahun 2011 itu, tidak ada secara langsung menyentuh Pura Besakih terkait KSPN. Yang ada adalah kawasan Besakih dan sekitarnya. “Saya cermati di PP 55 Tahun 2011 itu tidak ada arah merusak Pura Besakih. Tapi, mengarah ke pembenahan fasilitas pariwisata dan infrastruktur kawasan itu sendiri,” ujar politisi PDIP asal Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini. Menurut Dewa Rai Adi, kalau pusat sudah memberikan klarifikasi ternyata masih juga terjadi polemik soal KSPN Besakih, maka ini patut dicurigai sebagai upaya pembunuhan karakter pemerintah Provinsi Bali. “Kalau tetap saja dijadikan polemik, ya artinya ada mutan lain. Pembunuhan karakter pemerintah Provinsi Bali,” tandas Dewa Rai Adi.

Sebelumnya, Gubernur Made Mangku Pastika sudah klarifikasi masalah SKPN Besakih dalam rapat paripurna DPRD Bali, Kamis (26/9). Pastika memaparkan, dalam rencana induk pembangunan pariwisata nasional, di Bali ada 11 KSPN dari keseluruhan 88 KSPN se-Indonesia. “(Dalam KSPN) Tidak ada disebutkan kata-kata Pura Besakih. Yang ada kawasan Besakih dan bentangan Gunung Agung. Sehingga kawasan itu bisa dikembangkan sebagai pariwisata nasional,” papar Pastika. Menurut Pastika, ayat-ayat dalam PP Nomor 50 Tahun 2011 (soal penetapan SKPN) jelas mengharuskan perhatikan kearifan lokal, lingkungan hidup, dan daya dukung rakyat.

PP itu harus dijabarkan lagi. “Tidak ada yang mengancam sedikit pun kawasan suci. Memang ada satu media yakni Bali Post yang mengatakan itu (SKPN Besakih) usulan Gubernur. Padahal, Gubernur tidak mengusulkan itu. Saya cek surat-surat masuk dan keluar, tidak ada. Dari mana dapat informasi itu?” tanya Pastika.

Sedangkan Prof Gede Pitana sebelumnya menyatakan usulan kawasan Besakih-Gunung Agung dan sekitarnya masuk di antara 11 KSPN di wilayah Provinsi Bali berasal dari hasil rapat sinkronisasi dan harmonisasi pemerintah pusat dengan berbagai komponen masyarakat, bukan usulan Gubernur Pastika. Dalam rapat sinkronisasi dan harmonisasi 2010 hingga medio 2011 itu, tidak ada komponen masyarakat yang mengusulkan nama Pura Besakih atau pura lain sebagai KSPN, yang ada adalah nama geografis atau wilayah.

PP 50 Tahun 2011 soal KSPN ini pun, kata Prof Pitana, tidak secara otomatis berlaku di daerah, karena masih harus dibreakdown dengan aturan yang lebih detail dalam bentuk rencana induk pembangunan pariwisata provinsi dan rencana detail pembangunan pariwisata kabupaten/kota. Versi Prof Pitana, tidak mungkin terjadi pembangunan hotel di kawasan suci seperti Pura Besakih, sepanjang masyarakat diajak aktif mengawal implementasi PP 50 Tahun 2011. (NusaBali)

0 komentar:

Singaraja, Suara Buleleng – Pantai Penimbangan adalah salah satu destinasi favorit kaula muda di Singaraja. Lokasinya sekitar 2 km dari pusat kota Singaraja, tepatnyadi desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng. Kabupaten Buleleng. Tempatnya sungguh nyaman dan sangat bagus untuk melepaskan penat pikiran apalagi perpaduan antara hamparan sawah dan pemandangan lepas pantai yang sangat indah menambah daya tarik pantai penimbangan. Kalau senja tiba maka akan dijumpai sunset yang indah di lepas pantai laut utara.

Berbagai kegiatan dapat dilakukan di Pantai Penimbangan. Aktifitas seperti jogging, bersepeda atau hanya duduk-duduk sambil menikmati suasana pantai. Disekeliling pantai banyak terdapat penjual makanan dan minuman yang berjejer di pinggir pantai.

Dibagian timur pura penimbangan terhampar pasir hitam yang terhampat luas menambah keindahan pemandangan pantai. Pengunjung memanfaatkannya untuk berenang, bermain kano, memancing, jalan-jalan, maupun hanya sekedang duduk-duduk menikmati panorama pantai.

Ketut Yasa asal kota Singaraja salah satu pengunjung yang rutin megunjungi Pantai Penimbangan mengatakan Pantai Penimbangan adalah pilihan favoritnya untuk berwisata di Singaraja. Tempatnya yang dekat dari kota dan bagus membuatnya selalu menyempatkan waktu untuk mengunjungi pantai penimbangan.

“Pantai Penimbangan favorit saya, pantainya bagus, luas apalagi pemandangannya yang indah, membuat saya senang kalau berkunjung kesini, keluarga juga suka, anak-anak apalagi.”, ujarnya saat ditemui Pos Bali di Pantai Penimbangan jumat (27/9), kemarin.

Salah satu daya tarik dari Pantai Penimbangan adalah pedagang di pesisir pantai yang jumlahnya cukup banyak yang menambah ramai suasana pantai. Kalau muda mulai dari anak-anak kecil sampai anak kuliahan sangat senang berlibur di pantai ini. Hal ini diamini oleh Made Dharmayasa, salah satu pedagang di Pantai Penimbangan.

“Pengunjung disini kebanyakan yang muda-muda. Ramenya biasanya hari sabtu dan minggu. Paling banyak yang anak-anak remaja.Ada yang berenang, jalan-jalan, ataupun cumin belanja dan nongkrong.”, tandasnya.

Dia menambahkan memang yang berkunjung adalah kebanyakan kaula muda. Hal ini tidak lepas dari keberadaan pantai penimbangan yang dekat dengan kota Singaraja. Kota Singaraja adalah kota pendidikan dimana banyak sekali remaja-remaja yang memanfaatkan waktu luang mereka untuk menikmati pemandangan di pantai penimbangan.”yang ngeramein ya yang muda-muda, mereka, kalau ggak jalan-jalan paling nongkrong sambil menikmati jagung bakar icon PP (pantai penimbangan).”. tambah Dharmayasa yang sudah 6 tahun berjualan di Pantai Penimbangan. (Pos Bali)

Pantai Penimbangan Destinasi Wisata favorit Kaula Muda

Posted by Unknown No comments

Singaraja, Suara Buleleng – Pantai Penimbangan adalah salah satu destinasi favorit kaula muda di Singaraja. Lokasinya sekitar 2 km dari pusat kota Singaraja, tepatnyadi desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng. Kabupaten Buleleng. Tempatnya sungguh nyaman dan sangat bagus untuk melepaskan penat pikiran apalagi perpaduan antara hamparan sawah dan pemandangan lepas pantai yang sangat indah menambah daya tarik pantai penimbangan. Kalau senja tiba maka akan dijumpai sunset yang indah di lepas pantai laut utara.

Berbagai kegiatan dapat dilakukan di Pantai Penimbangan. Aktifitas seperti jogging, bersepeda atau hanya duduk-duduk sambil menikmati suasana pantai. Disekeliling pantai banyak terdapat penjual makanan dan minuman yang berjejer di pinggir pantai.

Dibagian timur pura penimbangan terhampar pasir hitam yang terhampat luas menambah keindahan pemandangan pantai. Pengunjung memanfaatkannya untuk berenang, bermain kano, memancing, jalan-jalan, maupun hanya sekedang duduk-duduk menikmati panorama pantai.

Ketut Yasa asal kota Singaraja salah satu pengunjung yang rutin megunjungi Pantai Penimbangan mengatakan Pantai Penimbangan adalah pilihan favoritnya untuk berwisata di Singaraja. Tempatnya yang dekat dari kota dan bagus membuatnya selalu menyempatkan waktu untuk mengunjungi pantai penimbangan.

“Pantai Penimbangan favorit saya, pantainya bagus, luas apalagi pemandangannya yang indah, membuat saya senang kalau berkunjung kesini, keluarga juga suka, anak-anak apalagi.”, ujarnya saat ditemui Pos Bali di Pantai Penimbangan jumat (27/9), kemarin.

Salah satu daya tarik dari Pantai Penimbangan adalah pedagang di pesisir pantai yang jumlahnya cukup banyak yang menambah ramai suasana pantai. Kalau muda mulai dari anak-anak kecil sampai anak kuliahan sangat senang berlibur di pantai ini. Hal ini diamini oleh Made Dharmayasa, salah satu pedagang di Pantai Penimbangan.

“Pengunjung disini kebanyakan yang muda-muda. Ramenya biasanya hari sabtu dan minggu. Paling banyak yang anak-anak remaja.Ada yang berenang, jalan-jalan, ataupun cumin belanja dan nongkrong.”, tandasnya.

Dia menambahkan memang yang berkunjung adalah kebanyakan kaula muda. Hal ini tidak lepas dari keberadaan pantai penimbangan yang dekat dengan kota Singaraja. Kota Singaraja adalah kota pendidikan dimana banyak sekali remaja-remaja yang memanfaatkan waktu luang mereka untuk menikmati pemandangan di pantai penimbangan.”yang ngeramein ya yang muda-muda, mereka, kalau ggak jalan-jalan paling nongkrong sambil menikmati jagung bakar icon PP (pantai penimbangan).”. tambah Dharmayasa yang sudah 6 tahun berjualan di Pantai Penimbangan. (Pos Bali)

0 komentar:


Nusa Dua, Suara Buleleng - Wakil dari Filipina Megan Young akhirnya terpilih sebagai ratu kecantikan dunia "Miss World" 2013 setelah menyisihkan 129 kontestan lain pada babak final Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Sabtu malam.

"Terima kasih semuanya. Saya janji akan menjadi yang terbaik," kata Megan seusai dimahkotai sebagai ratu sejagat.

Mengenakan gaun berwana merah muda, jawara sesi "top model" itu berjalan mengelilingi panggung megah untuk pertama kalinya sebagai ratu sejagat.

Sembari melambaikan tangannya, wanita yang tengah belajar perfilman itu tampak sumringah dan tak henti-hentinya melempar senyum kepada ribuan penonton.

Gadis berusia 23 tahun itu semakin mencuri perhatian para juri dengan menjawab pertanyaan sederhana terkait keikutsertaannya pada ajang kontes kecantikan dunia itu.

"Menjadi `Miss World` tak hanya membantu orang lain, tetapi juga memberikan pemahaman kepada orang lain," ucapnya yang langsung disambut tepuk tangan pendukungnya yang memadati panggung "Nusa Dua Hal".

Dalam keterangan persnya, wanita yang lahir di Amerika Serikat itu menyatakan akan menjalankan misi sosial ke berbagai negara yang diemban selama satu tahun menjadi "Miss World".


"Saya ingin melihat apa yang ada di luar sana. Saya akan melakukan apa yang bisa saya bantu untuk orang lain," ucapnya dengan terbata-bata.

Sementara itu di posisi ketiga diraih oleh kontestan adal Ghana Carranzar Naa Okailey Shooter dan Runner-Up diraih oleh kontestan Prancis Marine Lorphelin.

Sedangkan kontestan Indonesia, Vania Larissa tidak lolos ke babak lima besar. Vania hanya mampu masuk ke babak 10 besar ajang ratu kecantikan dunia itu. (Antara Bali)

Wakil Filipina Terpilih Sebagai Miss World 2013

Posted by Unknown No comments


Nusa Dua, Suara Buleleng - Wakil dari Filipina Megan Young akhirnya terpilih sebagai ratu kecantikan dunia "Miss World" 2013 setelah menyisihkan 129 kontestan lain pada babak final Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Sabtu malam.

"Terima kasih semuanya. Saya janji akan menjadi yang terbaik," kata Megan seusai dimahkotai sebagai ratu sejagat.

Mengenakan gaun berwana merah muda, jawara sesi "top model" itu berjalan mengelilingi panggung megah untuk pertama kalinya sebagai ratu sejagat.

Sembari melambaikan tangannya, wanita yang tengah belajar perfilman itu tampak sumringah dan tak henti-hentinya melempar senyum kepada ribuan penonton.

Gadis berusia 23 tahun itu semakin mencuri perhatian para juri dengan menjawab pertanyaan sederhana terkait keikutsertaannya pada ajang kontes kecantikan dunia itu.

"Menjadi `Miss World` tak hanya membantu orang lain, tetapi juga memberikan pemahaman kepada orang lain," ucapnya yang langsung disambut tepuk tangan pendukungnya yang memadati panggung "Nusa Dua Hal".

Dalam keterangan persnya, wanita yang lahir di Amerika Serikat itu menyatakan akan menjalankan misi sosial ke berbagai negara yang diemban selama satu tahun menjadi "Miss World".


"Saya ingin melihat apa yang ada di luar sana. Saya akan melakukan apa yang bisa saya bantu untuk orang lain," ucapnya dengan terbata-bata.

Sementara itu di posisi ketiga diraih oleh kontestan adal Ghana Carranzar Naa Okailey Shooter dan Runner-Up diraih oleh kontestan Prancis Marine Lorphelin.

Sedangkan kontestan Indonesia, Vania Larissa tidak lolos ke babak lima besar. Vania hanya mampu masuk ke babak 10 besar ajang ratu kecantikan dunia itu. (Antara Bali)

0 komentar:

Singaraja, Suara Buleleng - Belasan penghuni Panti Asuhan Widyana Wiguna, Singaraja, keracunan makanan, sejak Kamis (26/9) malam dan hingga Sabtu sore masih menjalani perawatan di RSUD Buleleng.

"Dari Kamis (26/9) hingga tadi malam jumlah penghuni panti asuhan yang keracunan terus bertambah," kata Direktur Utama RSUD Buleleng dr Made Wartama di Singaraja.

Menurut dia, sampai saat ini pihaknya masih merawat sembilan pasien yang mengalami demam tinggi disertai muntah-muntah akibat keracunan makanan. "Mereka terus diberi obat penawar," katanya.

Marsini, seorang pengasuh Panti Asuhan Widyana Wiguna, menuturkan bahwa peristiwa itu terjadi setelah para penghuni panti asuhan yang kebanyakan masih berusia anak-anak mengonsumsi ikan laut. Ikan laut itu lauk yang disajikan oleh sebuah perusahaan katering yang mengirimkan makanan kepada para penghuni panti asuhan yang berlokasi di Jalan Dewi Sartika Selatan, Singaraja. (Antara Bali)

Belasan Penghuni Panti Asuhan Keracunan

Posted by Unknown No comments

Singaraja, Suara Buleleng - Belasan penghuni Panti Asuhan Widyana Wiguna, Singaraja, keracunan makanan, sejak Kamis (26/9) malam dan hingga Sabtu sore masih menjalani perawatan di RSUD Buleleng.

"Dari Kamis (26/9) hingga tadi malam jumlah penghuni panti asuhan yang keracunan terus bertambah," kata Direktur Utama RSUD Buleleng dr Made Wartama di Singaraja.

Menurut dia, sampai saat ini pihaknya masih merawat sembilan pasien yang mengalami demam tinggi disertai muntah-muntah akibat keracunan makanan. "Mereka terus diberi obat penawar," katanya.

Marsini, seorang pengasuh Panti Asuhan Widyana Wiguna, menuturkan bahwa peristiwa itu terjadi setelah para penghuni panti asuhan yang kebanyakan masih berusia anak-anak mengonsumsi ikan laut. Ikan laut itu lauk yang disajikan oleh sebuah perusahaan katering yang mengirimkan makanan kepada para penghuni panti asuhan yang berlokasi di Jalan Dewi Sartika Selatan, Singaraja. (Antara Bali)

0 komentar:


Denpasar, Suara Buleleng - Berita provokatif dan menyerang Gubernur Bali Made Mangku Pastika di Harian Bali Post menjadi pembicaraan serius pada acara Simakrama, Sabtu (28/9) di Wantilan DPRD Bali. Menanggapi pertanyaan Lanang Sudira yang prihatin terhadap pemberitaan Bali Post yang provokatif dan memecah belah masyarakat Bali ini, Mangku Pastika meminta masyarakat jangan mudah diadu domba.

Pastika mengatakan, upaya menggoyang dirinya sejak lama sudah terjadi. Itu dilakukan sejak lama. ‘’Bali Post ingin saya mati. Mungkin setelah saya mati, Bali Post baru berhenti memojokkan saya. Saya bersyukur, apa yang saya perjuangkan adalah menyuarakan kebenaran,’’ kata Made Mangku Pastika yang mendapat aplaus dari peserta.

Dirinya, sudah berkomitmen membela masyarakat dan membangun Bali. ‘’Saya menerima kegiatan Miss World di Bali, itu bukti saya cinta kepada Bali. Walau di Jakarta poto saya di obrak-abrik oleh FPI. Itu tidak masalah, saya tetap nindihin Bali,’’ katanya.

Ia mengatakan, masak pihaknya dibilang menjual tanah dan merusak tatanan adat dan budaya masyarakat Bali. ”Apa buktinya. Dari sejak lama saya berkomitmen ,bahwa saya menjadi Gubernur Bali adalah untuk menyelamatkan Bali. Bali yang sudah terkenal di dunia internasional, juga semakin dikenal. Karena itu, berbagai kegiatan Internasional digelar di Bali seperti APEC, Bali Democrasy Forum, dan Miss World,” katanya.

Menanggapi agar pihaknya menggugat Bali Post atas pemberitaan yang bersifat provokatif dan memfitnah belakangan ini, Pastika menegaskan, upaya hukum percuma. Nanti kalau dilakukan upaya hukum akan menjadi ramai. Lebih baik saya bekerja dengan baik demi tercapainya masyarakat Bali yang aman dan sejahtera.

Oleh karena itu, ia minta kepada masyarakat , agar cerdas membaca dan mencari berita yang benar. ‘’Jangan karena berita, krama Bali menjadi terpecah belah dan bikin bingung. Marilah kita membangun Bali bersama sama. Apabila saya membangun Bali tidak benar biarkan hukum karma yang akan mengadili,’’ katanya seraya bersyukur saya menyuarakan kebenara dan Ida Sanghyang Widi Wasa Tuhan yang Mahe Esa memberi umur panjang.

Pastika mencontohkan soal Besakih-Gunung Agung sebagai Kawasan Strategi Pariwisata Nasional (KSPN). Tujuan KSPN adalah untuk menata kawasan itu agar lebih baik. Misalnya, menyiapkan toilet, menjaga kebersihan dan penyediaan air yang memadai.

Lihat saja dalam kegiatan piodalan, maka sampah sering berserakan.. Belum lagi persoalan air dan penyediaan toilet. Ini pekerjaan rumah yang mesti diatasi. Penataan ini penting agar wisatawan jika masuk ke dalam pura Besakih diatur, mana yang boleh dan mana tidak. Selain itu, Jika ada pengaturan dan penataaan Umat Hindu bisa tertib dan nyaman saat sembahyang. (Metrobali.com)

Mangku Pastika : Bali Post Inginkan Saya Mati

Posted by Unknown No comments


Denpasar, Suara Buleleng - Berita provokatif dan menyerang Gubernur Bali Made Mangku Pastika di Harian Bali Post menjadi pembicaraan serius pada acara Simakrama, Sabtu (28/9) di Wantilan DPRD Bali. Menanggapi pertanyaan Lanang Sudira yang prihatin terhadap pemberitaan Bali Post yang provokatif dan memecah belah masyarakat Bali ini, Mangku Pastika meminta masyarakat jangan mudah diadu domba.

Pastika mengatakan, upaya menggoyang dirinya sejak lama sudah terjadi. Itu dilakukan sejak lama. ‘’Bali Post ingin saya mati. Mungkin setelah saya mati, Bali Post baru berhenti memojokkan saya. Saya bersyukur, apa yang saya perjuangkan adalah menyuarakan kebenaran,’’ kata Made Mangku Pastika yang mendapat aplaus dari peserta.

Dirinya, sudah berkomitmen membela masyarakat dan membangun Bali. ‘’Saya menerima kegiatan Miss World di Bali, itu bukti saya cinta kepada Bali. Walau di Jakarta poto saya di obrak-abrik oleh FPI. Itu tidak masalah, saya tetap nindihin Bali,’’ katanya.

Ia mengatakan, masak pihaknya dibilang menjual tanah dan merusak tatanan adat dan budaya masyarakat Bali. ”Apa buktinya. Dari sejak lama saya berkomitmen ,bahwa saya menjadi Gubernur Bali adalah untuk menyelamatkan Bali. Bali yang sudah terkenal di dunia internasional, juga semakin dikenal. Karena itu, berbagai kegiatan Internasional digelar di Bali seperti APEC, Bali Democrasy Forum, dan Miss World,” katanya.

Menanggapi agar pihaknya menggugat Bali Post atas pemberitaan yang bersifat provokatif dan memfitnah belakangan ini, Pastika menegaskan, upaya hukum percuma. Nanti kalau dilakukan upaya hukum akan menjadi ramai. Lebih baik saya bekerja dengan baik demi tercapainya masyarakat Bali yang aman dan sejahtera.

Oleh karena itu, ia minta kepada masyarakat , agar cerdas membaca dan mencari berita yang benar. ‘’Jangan karena berita, krama Bali menjadi terpecah belah dan bikin bingung. Marilah kita membangun Bali bersama sama. Apabila saya membangun Bali tidak benar biarkan hukum karma yang akan mengadili,’’ katanya seraya bersyukur saya menyuarakan kebenara dan Ida Sanghyang Widi Wasa Tuhan yang Mahe Esa memberi umur panjang.

Pastika mencontohkan soal Besakih-Gunung Agung sebagai Kawasan Strategi Pariwisata Nasional (KSPN). Tujuan KSPN adalah untuk menata kawasan itu agar lebih baik. Misalnya, menyiapkan toilet, menjaga kebersihan dan penyediaan air yang memadai.

Lihat saja dalam kegiatan piodalan, maka sampah sering berserakan.. Belum lagi persoalan air dan penyediaan toilet. Ini pekerjaan rumah yang mesti diatasi. Penataan ini penting agar wisatawan jika masuk ke dalam pura Besakih diatur, mana yang boleh dan mana tidak. Selain itu, Jika ada pengaturan dan penataaan Umat Hindu bisa tertib dan nyaman saat sembahyang. (Metrobali.com)

0 komentar:

Singaraja, Suara Buleleng - Kepala Desa Sumberkima, Kabupaten Buleleng, Bali, I Putu Wibawa, yang ditetapkan sebagai tersangka pungutan liar Program Nasional Agraria (Prona) memenuhi panggilan polisi.

"Sebagai warga negara yang baik, kami harus mengikuti dan mematuhi proses hukum," kata Wibawa di Mapolres Buleleng di Singaraja, Jumat.

Kepala desa petahana pada Pemilihan Kepala Desa Sumberkima dua bulan mendatang itu dimintai keterangan selama beberapa jam di Unit Tindak Pidana Korupsi Satuan Reserse Kriminal Polres Buleleng.

Sebelumnya, tim penyidik Unit Tipikor Polres Buleleng memintai keterangan tiga orang saksi, yakni Sama Unah, Abdul Kadir, dan Ketut Sukabharata. Ketiganya memberikan keterangan yang meringankan tersangka.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Buleleng Ajun Komisaris Ketut Adnyana TJ mengemukakan bahwa tersangka melakukan pungli Prona di Desa Sumberkima pada 2008 dan 2011.

Pada 2008 Desa Sumberkima kebagian jatah 267 pemohon Prona. Tersangka meminta bayaran Rp600ribu per bidang sertifikat, padahal Prona gratis.

Kemudian pada 2011, tersangka Putu memungut Prona secara keseluruhan mencapai Rp105juta. Selama dua tahun tersangka mengumpulkan Rp265,2 juta dari pemohon Prona. (Antara Bali)

Kades di Buleleng Penuhi Panggilan Polisi

Posted by Unknown No comments

Singaraja, Suara Buleleng - Kepala Desa Sumberkima, Kabupaten Buleleng, Bali, I Putu Wibawa, yang ditetapkan sebagai tersangka pungutan liar Program Nasional Agraria (Prona) memenuhi panggilan polisi.

"Sebagai warga negara yang baik, kami harus mengikuti dan mematuhi proses hukum," kata Wibawa di Mapolres Buleleng di Singaraja, Jumat.

Kepala desa petahana pada Pemilihan Kepala Desa Sumberkima dua bulan mendatang itu dimintai keterangan selama beberapa jam di Unit Tindak Pidana Korupsi Satuan Reserse Kriminal Polres Buleleng.

Sebelumnya, tim penyidik Unit Tipikor Polres Buleleng memintai keterangan tiga orang saksi, yakni Sama Unah, Abdul Kadir, dan Ketut Sukabharata. Ketiganya memberikan keterangan yang meringankan tersangka.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Buleleng Ajun Komisaris Ketut Adnyana TJ mengemukakan bahwa tersangka melakukan pungli Prona di Desa Sumberkima pada 2008 dan 2011.

Pada 2008 Desa Sumberkima kebagian jatah 267 pemohon Prona. Tersangka meminta bayaran Rp600ribu per bidang sertifikat, padahal Prona gratis.

Kemudian pada 2011, tersangka Putu memungut Prona secara keseluruhan mencapai Rp105juta. Selama dua tahun tersangka mengumpulkan Rp265,2 juta dari pemohon Prona. (Antara Bali)

0 komentar:


Singaraja, Suara Buleleng - Penularan HIV/AIDS di Buleleng makin memprihatinkan. Sejak Januari 2013, ditemukan rata-rata empat orang meninggal karena AIDS di Bali Utara. Aktivis LSM yang punya kepedulian besar terhadap penanggulangan HIV/AIDS di Buleleng, Made Ricko Wibaya, Kamis kemarin, mengatakan secara kumulatif data HIV sampai Agustus 2013, terdapat 1.801 kasus.

Rata-rata temuan kasus berkisar antara 20 sampai 25 kasus setiap bulan di empat layanan VCT yang ada di Buleleng. "Temuan kami di lapangan terhitung dari Januari sampai September 2013, rata-rata empat orang setiap bulan meninggal karena AIDS dengan rentang usia produktif 21 sampai 40 tahun," katanya.

Ia mengingatkan, tidak semua orang dengan HIV/AIDS harus mati sia-sia. "Mereka masih bisa bertahan karena AIDS sudah ada obatnya walaupun obat tersebut tidak bisa menyembuhkan. Jadi, dukungan dari semua komponen masyarakat untuk terlibat dalam penanggulangan HIV/AIDS ini sangat dibutuhkan," ujarnya.

Sebelumnya Koordinator Yayasan Citra Usadha Indonesia (YCUI) Buleleng, Made Ricko Wibawa, mengatakan belasan anak di Kabupaten Buleleng diketahui positif mengidap HIV/AIDS. Anak-anak itu merupakan korban dari perilaku orangtuanya sendiri yang sebelumnya memang mengidap virus tersebut.

Menurutnya, kondisi seperti itu sangat memprihatinkan. Karena anak-anak itu tertular dari orangtuanya sendiri. "Belasan anak dengan HIV/AIDS itu hidup tanpa kedua orangtua yang sudah lebih dulu meninggal. Sehingga anak-anak itu mendapat pendampingan dari YCUI Buleleng," katanya.

Ricko Wibawa mengatakan, sejauh ini, pihaknya masih memerlukan partisipasi dukungan secara lembaga atau perorangan dalam upaya aksi pencegahan dan pendampingan terhadap korban HIV/AIDS di Buleleng. "Kami masih perlu dukungan dari warga lain agar HIV/AIDS benar-benar habis di Buleleng," katanya.

Wabup Buleleng dr. Nyoman Sutjidra beberapa waktu lalu bahkan mengatakan angka kematian ibu hamil akibat terinfeksi HIV/AIDS di Buleleng cukup mengkhawatirkan. Untuk itu, pemerintah daerah melalui Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Buleleng mengajak warga masyarakat dan LSM yang peduli untuk bersama-sama melakukan pencegahan penularan virus mematikan tersebut.

Selain ibu hamil, ibu rumah tangga (IRT) juga menjadi penderita HIV/AIDS dan jumlahnya juga tergolong banyak. "Memang ini sangat mengkhawatirkan dan kasus ibu hamil yang meninggal akibat HIV/AIDS nomor dua di Bali setelah Denpasar," katanya. Di sisi lain, Wakil Bupati Sutjidra mengatakan, kegiatan pemeriksaan kesehatan ke desa-desa tetap diefektifkan. Selain itu, pelayanan kesehatan di puskesmas juga akan digalakkan.

Pola pelayanan kesehatan seperti ini diyakini dapat memberikan pelayanan kesehatan termasuk pemberian obat-obatan kepada masyarakat. Pelayanan kesehatan keliling ini bisa mencegah dan mendeteksi penularan virus HIV/AIDS. "Sesuai visi dan misi kita, program pelayanan kesehatan keliling ini akan terus digenjot bekerja sama dengan pihak LSM dan elemen masyarakat lain," jelasnya. (Bali Post)

Sebulan, Rata-rata Empat Orang Meninggal karena AIDS

Posted by Unknown No comments


Singaraja, Suara Buleleng - Penularan HIV/AIDS di Buleleng makin memprihatinkan. Sejak Januari 2013, ditemukan rata-rata empat orang meninggal karena AIDS di Bali Utara. Aktivis LSM yang punya kepedulian besar terhadap penanggulangan HIV/AIDS di Buleleng, Made Ricko Wibaya, Kamis kemarin, mengatakan secara kumulatif data HIV sampai Agustus 2013, terdapat 1.801 kasus.

Rata-rata temuan kasus berkisar antara 20 sampai 25 kasus setiap bulan di empat layanan VCT yang ada di Buleleng. "Temuan kami di lapangan terhitung dari Januari sampai September 2013, rata-rata empat orang setiap bulan meninggal karena AIDS dengan rentang usia produktif 21 sampai 40 tahun," katanya.

Ia mengingatkan, tidak semua orang dengan HIV/AIDS harus mati sia-sia. "Mereka masih bisa bertahan karena AIDS sudah ada obatnya walaupun obat tersebut tidak bisa menyembuhkan. Jadi, dukungan dari semua komponen masyarakat untuk terlibat dalam penanggulangan HIV/AIDS ini sangat dibutuhkan," ujarnya.

Sebelumnya Koordinator Yayasan Citra Usadha Indonesia (YCUI) Buleleng, Made Ricko Wibawa, mengatakan belasan anak di Kabupaten Buleleng diketahui positif mengidap HIV/AIDS. Anak-anak itu merupakan korban dari perilaku orangtuanya sendiri yang sebelumnya memang mengidap virus tersebut.

Menurutnya, kondisi seperti itu sangat memprihatinkan. Karena anak-anak itu tertular dari orangtuanya sendiri. "Belasan anak dengan HIV/AIDS itu hidup tanpa kedua orangtua yang sudah lebih dulu meninggal. Sehingga anak-anak itu mendapat pendampingan dari YCUI Buleleng," katanya.

Ricko Wibawa mengatakan, sejauh ini, pihaknya masih memerlukan partisipasi dukungan secara lembaga atau perorangan dalam upaya aksi pencegahan dan pendampingan terhadap korban HIV/AIDS di Buleleng. "Kami masih perlu dukungan dari warga lain agar HIV/AIDS benar-benar habis di Buleleng," katanya.

Wabup Buleleng dr. Nyoman Sutjidra beberapa waktu lalu bahkan mengatakan angka kematian ibu hamil akibat terinfeksi HIV/AIDS di Buleleng cukup mengkhawatirkan. Untuk itu, pemerintah daerah melalui Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Buleleng mengajak warga masyarakat dan LSM yang peduli untuk bersama-sama melakukan pencegahan penularan virus mematikan tersebut.

Selain ibu hamil, ibu rumah tangga (IRT) juga menjadi penderita HIV/AIDS dan jumlahnya juga tergolong banyak. "Memang ini sangat mengkhawatirkan dan kasus ibu hamil yang meninggal akibat HIV/AIDS nomor dua di Bali setelah Denpasar," katanya. Di sisi lain, Wakil Bupati Sutjidra mengatakan, kegiatan pemeriksaan kesehatan ke desa-desa tetap diefektifkan. Selain itu, pelayanan kesehatan di puskesmas juga akan digalakkan.

Pola pelayanan kesehatan seperti ini diyakini dapat memberikan pelayanan kesehatan termasuk pemberian obat-obatan kepada masyarakat. Pelayanan kesehatan keliling ini bisa mencegah dan mendeteksi penularan virus HIV/AIDS. "Sesuai visi dan misi kita, program pelayanan kesehatan keliling ini akan terus digenjot bekerja sama dengan pihak LSM dan elemen masyarakat lain," jelasnya. (Bali Post)

0 komentar:

Singaraja, Suara Buleleng - Kepala Desa Julah, Kabupaten Buleleng, I Nengah Wijaya, ditahan terkait dugaan korupsi dana program Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbangsadu) senilai Rp200 juta dari Pemerintah Provinsi Bali.

"Setelah kami mintai keterangan tambahan, tersangka langsung kami tahan," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Buleleng Ajun Komisaris Ketut Adnyana TJ di Singaraja, Jumat.

Ia menyebutkan bahwa hal itu berdasarkan surat perintah penahanan nomor SP.Han/55/2013/Reskrim tertanggal 27 September 2013.

Menurut dia, tersangka secara sah melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain yang dapat merugikan negara atau perekonomian negara dengan menyalahgunakan kewenangan dalam jabatan.

"Atas perbuatan tersangka, negara dirugikan Rp200 juta dari dana program Gerbangsadu," kata Ketut Adnyana.

Tersangka dijerat dengan Pasal 2,3, dan 8 junto Pasal 18 dan 28 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang diubah menjadi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. (Antara Bali)

Kades di Buleleng Ditahan Terkait Korupsi Gerbangsadu

Posted by Unknown No comments

Singaraja, Suara Buleleng - Kepala Desa Julah, Kabupaten Buleleng, I Nengah Wijaya, ditahan terkait dugaan korupsi dana program Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbangsadu) senilai Rp200 juta dari Pemerintah Provinsi Bali.

"Setelah kami mintai keterangan tambahan, tersangka langsung kami tahan," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Buleleng Ajun Komisaris Ketut Adnyana TJ di Singaraja, Jumat.

Ia menyebutkan bahwa hal itu berdasarkan surat perintah penahanan nomor SP.Han/55/2013/Reskrim tertanggal 27 September 2013.

Menurut dia, tersangka secara sah melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain yang dapat merugikan negara atau perekonomian negara dengan menyalahgunakan kewenangan dalam jabatan.

"Atas perbuatan tersangka, negara dirugikan Rp200 juta dari dana program Gerbangsadu," kata Ketut Adnyana.

Tersangka dijerat dengan Pasal 2,3, dan 8 junto Pasal 18 dan 28 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang diubah menjadi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. (Antara Bali)

0 komentar:


Singaraja, Suara Buleleng - Sebagai Rumah Sakit Umum Daerah kelas B, RSUD Kabupaten Buleleng terus berupaya untuk meningkatkan kwalitas dan kwantitas pada sisi pelayanan, sarana prasarana serta SDM. Dengan motto Prisma (Peduli, Responsive, Integritas, Sentuhan, Mudah dan Aman), selalu diterapkan dalam memberikan pelayanan. Demikian disampaikan Direktur RSUD Kab. Buleleng, dr. Gede Wiartana, M.Kes saat diwawancarai Tim Kominfo di ruang kerjanya (24/09/2013).

Dokter yang mempunyai hobi olahraga dan membaca ini juga tidak menyangkal sampai saat ini sering terjadi antrean panjang pasien yang berobat setiap harinya, karena terdapat sekitar 400 orang lebih pasien rawat jalan yang dilayani setiap hari. “Saya sering mengecek ketempat-tempat pelayanan baik itu loket, poli, dan juga di apotek. Petugas sudah bekerja secara maksimal untuk memberikan pelayanan terbaik. Mereka itu cepat dan sigap, sampai-sampai untuk berbicara dengan teman sebelahnya saja tidak sempat, apalagi untuk santai-santai” tuturnya.

Upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan penambahan loket dan petugas. Saat ini juga sedang dikerjakan pembangunan ruang perawatan kelas III. Terkait keluhan masyarakat tentang dokter yang sering datang terlambat, Gede Wiartana mengatakan bahwa saat ini RSUD Kab. Buleleng masih kekurangan tenaga medis baik itu dokter umum maupun dokter spesialis, disamping juga ruang perawatan yang masih kurang.

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng yang beralamat di Jl. Ngurah Rai No. 30 Singaraja, saat ini sudah dilengkapi dengan IBS (Instalasi Bedah Sentral), yang setiap harinya bisa melayani 10-15 orang pasien operasi. Didampingi Wakil Direktur Pelayanan dr. I Komang Gunawan Landra, Sp. Kj dan Kepala Bagian PPI Hari Sujadi, S.Kep.Ns, Gede Wiartana juga berharap kepada pasien yang berkunjung agar senantiasa bersabar serta mengikuti peraturan yang berlaku di RSUD Buleleng agar pelayanan prima yang diharapkan bersama bisa tercapai. (Humas Buleleng)

PELAYANAN PRISMA RSUD KABUPATEN BULELENG

Posted by Unknown No comments


Singaraja, Suara Buleleng - Sebagai Rumah Sakit Umum Daerah kelas B, RSUD Kabupaten Buleleng terus berupaya untuk meningkatkan kwalitas dan kwantitas pada sisi pelayanan, sarana prasarana serta SDM. Dengan motto Prisma (Peduli, Responsive, Integritas, Sentuhan, Mudah dan Aman), selalu diterapkan dalam memberikan pelayanan. Demikian disampaikan Direktur RSUD Kab. Buleleng, dr. Gede Wiartana, M.Kes saat diwawancarai Tim Kominfo di ruang kerjanya (24/09/2013).

Dokter yang mempunyai hobi olahraga dan membaca ini juga tidak menyangkal sampai saat ini sering terjadi antrean panjang pasien yang berobat setiap harinya, karena terdapat sekitar 400 orang lebih pasien rawat jalan yang dilayani setiap hari. “Saya sering mengecek ketempat-tempat pelayanan baik itu loket, poli, dan juga di apotek. Petugas sudah bekerja secara maksimal untuk memberikan pelayanan terbaik. Mereka itu cepat dan sigap, sampai-sampai untuk berbicara dengan teman sebelahnya saja tidak sempat, apalagi untuk santai-santai” tuturnya.

Upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan penambahan loket dan petugas. Saat ini juga sedang dikerjakan pembangunan ruang perawatan kelas III. Terkait keluhan masyarakat tentang dokter yang sering datang terlambat, Gede Wiartana mengatakan bahwa saat ini RSUD Kab. Buleleng masih kekurangan tenaga medis baik itu dokter umum maupun dokter spesialis, disamping juga ruang perawatan yang masih kurang.

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng yang beralamat di Jl. Ngurah Rai No. 30 Singaraja, saat ini sudah dilengkapi dengan IBS (Instalasi Bedah Sentral), yang setiap harinya bisa melayani 10-15 orang pasien operasi. Didampingi Wakil Direktur Pelayanan dr. I Komang Gunawan Landra, Sp. Kj dan Kepala Bagian PPI Hari Sujadi, S.Kep.Ns, Gede Wiartana juga berharap kepada pasien yang berkunjung agar senantiasa bersabar serta mengikuti peraturan yang berlaku di RSUD Buleleng agar pelayanan prima yang diharapkan bersama bisa tercapai. (Humas Buleleng)

0 komentar:


Lovina, Suara Buleleng - Meski baru beberapa hari berada di Lovina namun kesan mendalam telah tertambat di hati peserta Sail Indonesia 2013. Mereka yang berasal dari beberapa negara menyelusuri sejumlah wilayah Indonesia menggunakan kapal yacht mengaku gembira atas sambutan yang diterimanya selama berada di Lovina. Mereka pun berterimakasih atas hiburan budaya dan keramahan masyarakat Lovina. Karena itu sepulang ke masing-masing negaranya pengalaman indah di Lovina akan dikabarkan di negaranya. Demikian antara lain yang disampaikan seorang peserta Sail Indonesia asal Amerika yang mewakili rekan-rekannya ketika memberikan sambutan dalam malam penutupan Festival Lovina pada hari Rabu (25/09) di pantai Binaria Lovina.

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana yang menutup Festival Lovina mengharapkan kepada Aswindo –Asosiasi Sail Wisata Indonesia yang mengkoordinir kegiatan Sail Indonesia agar kedepannya para peserta Sail Indonesia bisa lebih lama tinggal di Lovina. Untuk ini, Bupati meminta kepada Kadis Budpar Buleleng agar Festival Lovina pada masa mendatang berlangsung lebih semarak.

Dalam kesempatan itu Bupati meresmikan beroperasinya perangkat program Buleleng Digital Society dari PT Telkom. Dengan beroperasinya program Buleleng Digital Society ini yang akan memasang ratusan wifi ,diharapkan masyarakat Buleleng dimana pun berada dapat lebih mudah mengakses inetrnet, hal ini juga dapat mendukung kemajuan pariwisata Buleleng. (Humas Buleleng)

Peserta Sail Indonesia Terkesan Pada Lovina

Posted by Unknown No comments


Lovina, Suara Buleleng - Meski baru beberapa hari berada di Lovina namun kesan mendalam telah tertambat di hati peserta Sail Indonesia 2013. Mereka yang berasal dari beberapa negara menyelusuri sejumlah wilayah Indonesia menggunakan kapal yacht mengaku gembira atas sambutan yang diterimanya selama berada di Lovina. Mereka pun berterimakasih atas hiburan budaya dan keramahan masyarakat Lovina. Karena itu sepulang ke masing-masing negaranya pengalaman indah di Lovina akan dikabarkan di negaranya. Demikian antara lain yang disampaikan seorang peserta Sail Indonesia asal Amerika yang mewakili rekan-rekannya ketika memberikan sambutan dalam malam penutupan Festival Lovina pada hari Rabu (25/09) di pantai Binaria Lovina.

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana yang menutup Festival Lovina mengharapkan kepada Aswindo –Asosiasi Sail Wisata Indonesia yang mengkoordinir kegiatan Sail Indonesia agar kedepannya para peserta Sail Indonesia bisa lebih lama tinggal di Lovina. Untuk ini, Bupati meminta kepada Kadis Budpar Buleleng agar Festival Lovina pada masa mendatang berlangsung lebih semarak.

Dalam kesempatan itu Bupati meresmikan beroperasinya perangkat program Buleleng Digital Society dari PT Telkom. Dengan beroperasinya program Buleleng Digital Society ini yang akan memasang ratusan wifi ,diharapkan masyarakat Buleleng dimana pun berada dapat lebih mudah mengakses inetrnet, hal ini juga dapat mendukung kemajuan pariwisata Buleleng. (Humas Buleleng)

0 komentar:

Singaraja, Suara Buleleng - Perbekel terpilih Desa Kekeran Putu Suarjaya, akhirnya resmi dilantik oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dalam upacara pelantikan Perbekel Kekeran masa bakti 2013-2019 di aula Desa, Jumat (27/09).

Sebelumnya dalam pemungutan suara yang dilaksanakan pada (09/08) lalu. Dari total 1756 pemilih yang menggunakan hak suaranya, Putu Suarjaya berhasil mengungguli kandidat Ketut Yasmana dengan perolehan suara sebanyak 1241 suara.

Selepas pelantikan Bupati Buleleng yang lebih dikenal dengan sebutan Bupati PAS ini mengucapkan selamat dan berpesan kepada Perbekel terpilih undak dapat segera merangkul kandidat lainnya sehingga kondusivitas desa pasca pemilihan dapat terjaga.

“Harapan kita persaingan terjadi hanya pada saat pencoblosan saja, setelahnya harus dirangkul sebagai partner untuk bersama memajukan desa” tegasnya.

Hal ini penting mengingat banyak kasus hukum yang bermunculan akibat dari disharmonisasi internal desa “Tolong semua jangan dikaitkan ke ranah politik, saya berharap antara Perbekel, BPD dan masyarakat bersinergi untuk kemajuan bersama” papar Bupati yang murah senyum ini. (Humas Buleleng)

Perbekel Kekeran Dilantik Bupati PAS

Posted by Unknown No comments

Singaraja, Suara Buleleng - Perbekel terpilih Desa Kekeran Putu Suarjaya, akhirnya resmi dilantik oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dalam upacara pelantikan Perbekel Kekeran masa bakti 2013-2019 di aula Desa, Jumat (27/09).

Sebelumnya dalam pemungutan suara yang dilaksanakan pada (09/08) lalu. Dari total 1756 pemilih yang menggunakan hak suaranya, Putu Suarjaya berhasil mengungguli kandidat Ketut Yasmana dengan perolehan suara sebanyak 1241 suara.

Selepas pelantikan Bupati Buleleng yang lebih dikenal dengan sebutan Bupati PAS ini mengucapkan selamat dan berpesan kepada Perbekel terpilih undak dapat segera merangkul kandidat lainnya sehingga kondusivitas desa pasca pemilihan dapat terjaga.

“Harapan kita persaingan terjadi hanya pada saat pencoblosan saja, setelahnya harus dirangkul sebagai partner untuk bersama memajukan desa” tegasnya.

Hal ini penting mengingat banyak kasus hukum yang bermunculan akibat dari disharmonisasi internal desa “Tolong semua jangan dikaitkan ke ranah politik, saya berharap antara Perbekel, BPD dan masyarakat bersinergi untuk kemajuan bersama” papar Bupati yang murah senyum ini. (Humas Buleleng)

0 komentar:

Singaraja, Suara Buleleng - Untuk meningkatkan pundi-pundi PAD Buleleng, Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Buleleng melakukan inovasi dengan memberikan pemutihan terhadap vila-vila bodong maupun rumah yang diperuntukkan untuk komersil.

Kadispenda Buleleng Ida Bagus Puja Erawan, (26/9) mengatakan banyaknya vila bodong maupun rumah pribadi dikawasan pariwisata yang dikomersilkan tanpa ijin. Untuk itu dirinya mengungkapkan sedang menggodok rencana pemutihan kepada vila maupun rumah pribadi yang dikomersilkan sehingga bisa diberikan ijin.

"Terutama vila-vila yang ada di pegunungan, karena secara realita fungsi mereka bukan pribadi melainkan sudah komersial, Kita akan berikan ijin apakah pondok wisata atau hotel melati satu sampai tiga yang nantinya disesuaikan dengan jumlah kamar" papar I.B Puja Erawan.

Apabila sudah berijin pihaknya mengatakan dapat melakukan pemungutan pajak secara sah sehingga dapat dapat memberikan kontribusi kepada PAD Buleleng.

Dirinya juga mengungkapkan Kabupaten Buleleng sebagai Kabupaten terluas di Bali memiliki sektor kepariwisataan yang sangat besar. Selama ini sektor pariwisata telah menjadi sektor dominan PAD Buleleng, rata-rata setiap tahunnya sektor kepariwisataan melalui pajak hotel dan restoran telah memberikan kontribusi bagi PAD Buleleng sebesar tujuh miliar rupiah. (LokalZone)

Dispenda Buleleng Putihkan Vila Bodong

Posted by Unknown No comments

Singaraja, Suara Buleleng - Untuk meningkatkan pundi-pundi PAD Buleleng, Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Buleleng melakukan inovasi dengan memberikan pemutihan terhadap vila-vila bodong maupun rumah yang diperuntukkan untuk komersil.

Kadispenda Buleleng Ida Bagus Puja Erawan, (26/9) mengatakan banyaknya vila bodong maupun rumah pribadi dikawasan pariwisata yang dikomersilkan tanpa ijin. Untuk itu dirinya mengungkapkan sedang menggodok rencana pemutihan kepada vila maupun rumah pribadi yang dikomersilkan sehingga bisa diberikan ijin.

"Terutama vila-vila yang ada di pegunungan, karena secara realita fungsi mereka bukan pribadi melainkan sudah komersial, Kita akan berikan ijin apakah pondok wisata atau hotel melati satu sampai tiga yang nantinya disesuaikan dengan jumlah kamar" papar I.B Puja Erawan.

Apabila sudah berijin pihaknya mengatakan dapat melakukan pemungutan pajak secara sah sehingga dapat dapat memberikan kontribusi kepada PAD Buleleng.

Dirinya juga mengungkapkan Kabupaten Buleleng sebagai Kabupaten terluas di Bali memiliki sektor kepariwisataan yang sangat besar. Selama ini sektor pariwisata telah menjadi sektor dominan PAD Buleleng, rata-rata setiap tahunnya sektor kepariwisataan melalui pajak hotel dan restoran telah memberikan kontribusi bagi PAD Buleleng sebesar tujuh miliar rupiah. (LokalZone)

0 komentar:

Banyuasri, Suara Buleleng - Warga di pesisir Pantai Banyuasri dikejutkan penemuan orok bayi, Kamis (26/9) di pinggir pantai dalam keadaan yang sangat mengenaskan dengan luka di sekujur tubuh.

Orok bayi yang tidak diketahui orang tuanya itu ditemukan pertama kali oleh Pak Gelem saat berjalan di pinggir pantai Banyuasri di Jl.Pidada, Kelurahan Banyuasri-Singaraja sekitar pukul 07.30 wita yang selanjutnya melaporkan temuan tersebut ke Polisi yang langsung mengamankan orok tersebut ke RSUD Singaraja.

Dari hasil pemeriksaan tim medis, Dr Wenten di RSUD Singaraja diketahui bayi berjenis kelamin perempuan tersebut memiliki berat 500 gram, panjang 29 cm dan berumur sekitar 24 sampai 28 minggu.

Diperkirakan bayi malang tersebut telah meninggal dunia sekitar dua hari yang lalu dengan tanda-tanda :

- Tali pusar sudah terikat benang putih
- Luka lecet pada kepala samping kanan
- Luka memar pada leher bagian kanan
- Luka pada kaki kanan, jari-jari terkelupas
- Punggung lebab merah kebiruan hamper pada bagian tubuh
- Pada lengan kanan luka terbuka
- Luka terbuka pada pergelangan kaki kanan

Kasubag Humas Polres Buleleng, Kamis (26/9) membenarkan adanya temuan orok tersebut dan mengatakan saat ini pihaknya sedang berusaha untuk mengindentifikasi orang tua dari bayi tersebut. "Bayi orok tersebut saat ini dititipkan di kamar jenasah RSUD Singaraja, dan kami masih berupaya untuk mencari orang tua atau yang membuang bayi tersebut" papar Made Mustiada. (LokalZone)

Orok Bayi Malang di Pantai Pidada

Posted by Unknown No comments

Banyuasri, Suara Buleleng - Warga di pesisir Pantai Banyuasri dikejutkan penemuan orok bayi, Kamis (26/9) di pinggir pantai dalam keadaan yang sangat mengenaskan dengan luka di sekujur tubuh.

Orok bayi yang tidak diketahui orang tuanya itu ditemukan pertama kali oleh Pak Gelem saat berjalan di pinggir pantai Banyuasri di Jl.Pidada, Kelurahan Banyuasri-Singaraja sekitar pukul 07.30 wita yang selanjutnya melaporkan temuan tersebut ke Polisi yang langsung mengamankan orok tersebut ke RSUD Singaraja.

Dari hasil pemeriksaan tim medis, Dr Wenten di RSUD Singaraja diketahui bayi berjenis kelamin perempuan tersebut memiliki berat 500 gram, panjang 29 cm dan berumur sekitar 24 sampai 28 minggu.

Diperkirakan bayi malang tersebut telah meninggal dunia sekitar dua hari yang lalu dengan tanda-tanda :

- Tali pusar sudah terikat benang putih
- Luka lecet pada kepala samping kanan
- Luka memar pada leher bagian kanan
- Luka pada kaki kanan, jari-jari terkelupas
- Punggung lebab merah kebiruan hamper pada bagian tubuh
- Pada lengan kanan luka terbuka
- Luka terbuka pada pergelangan kaki kanan

Kasubag Humas Polres Buleleng, Kamis (26/9) membenarkan adanya temuan orok tersebut dan mengatakan saat ini pihaknya sedang berusaha untuk mengindentifikasi orang tua dari bayi tersebut. "Bayi orok tersebut saat ini dititipkan di kamar jenasah RSUD Singaraja, dan kami masih berupaya untuk mencari orang tua atau yang membuang bayi tersebut" papar Made Mustiada. (LokalZone)

0 komentar:

Singaraja, Suara Buleleng - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Buleleng, Bali utara bekerja sama dengan Kejaksaan Negeri (Kejari) Singaraja dalam mewujudkan penyelesaian masalah hukum.

"Penyelesaian masalah hukum itu menyangkut bidang perdata dan tata usaha negara, baik di luar pengadilan maupun di dalam pengadilan di Wilayah Kabupaten Buleleng," kata Ketua DPRD Buleleng Dewa Nyoman Sukrawan, Kamis.

Kesepakatan bersama tersebut menyangkut penanganan masalah hukum bidang perdata dan tata usaha negara, menyusul kerja sama yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Buleleng.

Kesepakatan bersama tertuang dalam surat nomor : 170/1213/DPRD Garis Bawah Nomor : B- /P.1.11/Gs.1/ /2013.

Dalam kesepakatan di antaranya disebutkan mengenai ruang lingkup kesepakatan bersama adalah dalam bidang hukum perdata dan tata usaha negara, meliputi bantuan hukum, pertimbangan hukum, dan tindakan hukum lain.

Semua itu dimaksudkan untuk melakukan pemulihan dan penyelamatan keuangan/kekayaan/asset milik pihak kesatu (DPRD Kabupaten Buleleng). (Antara Bali)

DPRD Buleleng Kerja Sama Dengan Kejari

Posted by Unknown No comments

Singaraja, Suara Buleleng - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Buleleng, Bali utara bekerja sama dengan Kejaksaan Negeri (Kejari) Singaraja dalam mewujudkan penyelesaian masalah hukum.

"Penyelesaian masalah hukum itu menyangkut bidang perdata dan tata usaha negara, baik di luar pengadilan maupun di dalam pengadilan di Wilayah Kabupaten Buleleng," kata Ketua DPRD Buleleng Dewa Nyoman Sukrawan, Kamis.

Kesepakatan bersama tersebut menyangkut penanganan masalah hukum bidang perdata dan tata usaha negara, menyusul kerja sama yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Buleleng.

Kesepakatan bersama tertuang dalam surat nomor : 170/1213/DPRD Garis Bawah Nomor : B- /P.1.11/Gs.1/ /2013.

Dalam kesepakatan di antaranya disebutkan mengenai ruang lingkup kesepakatan bersama adalah dalam bidang hukum perdata dan tata usaha negara, meliputi bantuan hukum, pertimbangan hukum, dan tindakan hukum lain.

Semua itu dimaksudkan untuk melakukan pemulihan dan penyelamatan keuangan/kekayaan/asset milik pihak kesatu (DPRD Kabupaten Buleleng). (Antara Bali)

0 komentar:

Singaraja, Suara Buleleng - Sebuah kapal laut KM Tiga Bersaudara terdampar di perairan Kubutambahan, di perbatasan Desa Bukti dan Kubutambahan timur, Kabupaten Buleleng, Bali utara.

"Musibah itu terjadi Rabu (25/9) sekitar pukul 21.00 wita, Polisi yang curiga akan keberadaan kapal tersebut langsung melakukan pengecekan," kata Kepala Sub Bagian Humas Kepolisian Resor Buleleng Ajun Komisaris Polisi Made Mustiada di Singaraja, Kamis 26/9.

Ia mengatakan, dari hasil pemeriksaan diketahui kapal tersebut diawaki oleh enam orang, yakni Moch Taupiq sebagai nahkoda, Fajar Suharyanto, Harsono, Salim, Kamsiyadi, dan Harianto.

Mereka sempat dicurigai oleh warga setempat, karena dianggap asing dan mondar mandir di sekitar Desa Bukti.

Mustiada menjelaskan, hasil pengecekan anggota satuan polisi air Kepolisian Resor Buleleng diketahui kapal tersebut sedang mngalami kerusakan pada salah satu baling-baling hingga terpaksa bersandar di pantai Kubutambahan.

"Kami sudah melakukan pemeriksaan terhadap awak kapal maupun di dalam kapal, tidak diketemukan barang berbahaya dan diketahui kapal mengalami kerusakan pada bagian mesin, baling-baling dan kemudi," ujar Mustiada.

Ia yang juga Kepala Satuan Polisi Air Kepolisian Resor Buleleng itu menambahkan akan selalu sigap menangani masalah seperti ini, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Kapal tersebut diketahui berangkat dari Banyuwangi, Jawa Timur menuju pelabuhan Badas, Sumbawa Besar yang rencananya akan membawa ternak sapi.

Setelah selesai memperbaiki kerusakan pada bagian mesin, baling-balin dan kemudi, Kamis sekitar pukul 12.30 siang KM Tiga Brsaudara itu sudah bertolak ke pelabuhan Badas, Sumbawa Besar. (Antara Bali)

Kapal Terdampar Di Perairan Kubutambahan

Posted by Unknown No comments

Singaraja, Suara Buleleng - Sebuah kapal laut KM Tiga Bersaudara terdampar di perairan Kubutambahan, di perbatasan Desa Bukti dan Kubutambahan timur, Kabupaten Buleleng, Bali utara.

"Musibah itu terjadi Rabu (25/9) sekitar pukul 21.00 wita, Polisi yang curiga akan keberadaan kapal tersebut langsung melakukan pengecekan," kata Kepala Sub Bagian Humas Kepolisian Resor Buleleng Ajun Komisaris Polisi Made Mustiada di Singaraja, Kamis 26/9.

Ia mengatakan, dari hasil pemeriksaan diketahui kapal tersebut diawaki oleh enam orang, yakni Moch Taupiq sebagai nahkoda, Fajar Suharyanto, Harsono, Salim, Kamsiyadi, dan Harianto.

Mereka sempat dicurigai oleh warga setempat, karena dianggap asing dan mondar mandir di sekitar Desa Bukti.

Mustiada menjelaskan, hasil pengecekan anggota satuan polisi air Kepolisian Resor Buleleng diketahui kapal tersebut sedang mngalami kerusakan pada salah satu baling-baling hingga terpaksa bersandar di pantai Kubutambahan.

"Kami sudah melakukan pemeriksaan terhadap awak kapal maupun di dalam kapal, tidak diketemukan barang berbahaya dan diketahui kapal mengalami kerusakan pada bagian mesin, baling-baling dan kemudi," ujar Mustiada.

Ia yang juga Kepala Satuan Polisi Air Kepolisian Resor Buleleng itu menambahkan akan selalu sigap menangani masalah seperti ini, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Kapal tersebut diketahui berangkat dari Banyuwangi, Jawa Timur menuju pelabuhan Badas, Sumbawa Besar yang rencananya akan membawa ternak sapi.

Setelah selesai memperbaiki kerusakan pada bagian mesin, baling-balin dan kemudi, Kamis sekitar pukul 12.30 siang KM Tiga Brsaudara itu sudah bertolak ke pelabuhan Badas, Sumbawa Besar. (Antara Bali)

0 komentar:

Denpasar, Suara Buleleng - Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia melibatkan "pecalang" atau petugas pengamanan adat Bali untuk membantu mengamankan pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Negara Asia Pasifik (KTT APEC), 1-8 Oktober 2013.

"Dalam pengamanan ini (KTT APEC) masyarakat menjadi bagian pengamanan termasuk pecalang," kata Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo, usai menghadiri apel gelar pasukan gabungan TNI dan Polri menjelang KTT APEC di Denpasar, Kamis.

Dalam apel tersebut selain menggelar kekuatan personel TNI dan Polri serta peralatan dan kendaraan taktis, juga dihadiri ratusan pecalang dari desa terdekat di kawasan Nusa Dua. (Antara Bali)

Polri Libatkan Pecalang Amankan APEC

Posted by Unknown No comments

Denpasar, Suara Buleleng - Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia melibatkan "pecalang" atau petugas pengamanan adat Bali untuk membantu mengamankan pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Negara Asia Pasifik (KTT APEC), 1-8 Oktober 2013.

"Dalam pengamanan ini (KTT APEC) masyarakat menjadi bagian pengamanan termasuk pecalang," kata Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo, usai menghadiri apel gelar pasukan gabungan TNI dan Polri menjelang KTT APEC di Denpasar, Kamis.

Dalam apel tersebut selain menggelar kekuatan personel TNI dan Polri serta peralatan dan kendaraan taktis, juga dihadiri ratusan pecalang dari desa terdekat di kawasan Nusa Dua. (Antara Bali)

0 komentar:

Denpasar, Suara Buleleng - Seluruh perairan di Provinsi Bali telah dijaga 15 kapal perang untuk pengamanan laut menjelang pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Negara Asia Pasifik (KTT APEC) di Nusa Dua, Bali, 1-8 Oktober 2013.

"Untuk pengamanan laut ada 15 kapal yang digelar," kata Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko usai memimpin apel Gelar Pasukan Pengamanan Gabungan Kesiapan Menjelang KTT APEC di Denpasar, Kamis 26/9.

Menurut dia, selain mengerahkan kapal perang, TNI juga menyiagakan pesawat tempur jenis F-16 di Pangkalan Udara Ngurah Rai dan 16 pesawat Sukhoi dan M-17 di Pangkalan Udara Hassanudin, Makassar. (Antara Bali)

Perairan Bali Dijaga 15 Kapal Perang

Posted by Unknown No comments

Denpasar, Suara Buleleng - Seluruh perairan di Provinsi Bali telah dijaga 15 kapal perang untuk pengamanan laut menjelang pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Negara Asia Pasifik (KTT APEC) di Nusa Dua, Bali, 1-8 Oktober 2013.

"Untuk pengamanan laut ada 15 kapal yang digelar," kata Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko usai memimpin apel Gelar Pasukan Pengamanan Gabungan Kesiapan Menjelang KTT APEC di Denpasar, Kamis 26/9.

Menurut dia, selain mengerahkan kapal perang, TNI juga menyiagakan pesawat tempur jenis F-16 di Pangkalan Udara Ngurah Rai dan 16 pesawat Sukhoi dan M-17 di Pangkalan Udara Hassanudin, Makassar. (Antara Bali)

0 komentar:

Denpasar, Suara Buleleng - TNI dan Polri mengerahkan sedikitnya 11 ribu personel gabungan yang bertugas mengamankan pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Negara Asia Pasifik (KTT APEC) di Nusa Dua, Bali, 1-8 Oktober 2013.

"Kami kerahkan 11 ribu personel gabungan TNI/POlri baik dari laut dan udara," kata Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko usai menggelar Apel Kesiapan Pasukan Komando Gabungan Pengamanan TNI/Polri di Denpasar, Kamis 26/9.

Menurut dia, petugas gabungan tersebut akan dipimpin oleh Komandan Operasi Pengamanan VVIP yakni Letjen TNI Lodewijk F. Paulus yang membawahi beberapa komando di antaranya Satuan Tugas Pengamanan Wilayah yang dipimpin oleh Panglima Kodam IX Udayana Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya dan Kepala Polda Bali Brigadir Jenderal A Julius Benny Mokalu.

Selain itu terdapat satuan tugas pengamanan laut dan udara, satuan tugas intelejen, satuan tugas pengamanan "very very important person" (VVIP) oleh komandan Paspampres. (Antara Bali)

11 Ribu TNI/Polri Amankan APEC

Posted by Unknown No comments

Denpasar, Suara Buleleng - TNI dan Polri mengerahkan sedikitnya 11 ribu personel gabungan yang bertugas mengamankan pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Negara Asia Pasifik (KTT APEC) di Nusa Dua, Bali, 1-8 Oktober 2013.

"Kami kerahkan 11 ribu personel gabungan TNI/POlri baik dari laut dan udara," kata Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko usai menggelar Apel Kesiapan Pasukan Komando Gabungan Pengamanan TNI/Polri di Denpasar, Kamis 26/9.

Menurut dia, petugas gabungan tersebut akan dipimpin oleh Komandan Operasi Pengamanan VVIP yakni Letjen TNI Lodewijk F. Paulus yang membawahi beberapa komando di antaranya Satuan Tugas Pengamanan Wilayah yang dipimpin oleh Panglima Kodam IX Udayana Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya dan Kepala Polda Bali Brigadir Jenderal A Julius Benny Mokalu.

Selain itu terdapat satuan tugas pengamanan laut dan udara, satuan tugas intelejen, satuan tugas pengamanan "very very important person" (VVIP) oleh komandan Paspampres. (Antara Bali)

0 komentar:

Denpasar, Suara Buleleng - Kalangan tokoh pariwisata dan tokoh adat gerah atas pemberitaan soal Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) untuk Besakih-Gunung Agung dan sekitarnya yang tertuang melalui Peraturan Pemerintah (PP) 50 Tahun 2011. Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) Provinsi Bali ingatkan semua pihak jangan bikin komentar yang mengarah ke tidak kondusifnya Bali. Sementara, Kementerian Pariwisata menegaskan KSPN untuk Besakih-Gunung Agung bukan usulan dari Gubernur Bali.

Terkait pro kontra masalah KSPN Besakih dan Gunung Agung ini, Bendesa Agung (Ketua Majelis Utama) Desa Pakraman Bali, Jro Gede Wayan Suwena Putus Upadesa, secara khusus menggelar jumpa pers di sela-sela acara Kongres Kebudayaan II di Inna The Grand Bali Beach Hotel Sanur, Denpasar Selatan, Rabu (25/9).

Jumpa pers untuk meluruskan masalah SKPN Besakih-Gunung Agung tersebut dihadiri langsung Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Prof Dr Ir I Gede Pitana MSc. Selain mereka, narasumber yang juga dihadirkan dalam jumpa pers kemarin, antara lain, Petajuh MUDP Provinsi Bali Ida I Dewa Gde Ngurah Swastha, Karo Humas Setda Provinsi Bali Drs I Ketut Teneng SP MSi, dan Kepala Dinas Pariwisata Daerah (Kadisparda) Bali Ida Bagus Subhiksu.

Jro Gede Suwena mengingatkan seluruh masyarakat jangan berkomentar dan memberikan pernyataan-pernyataan yang sensitif dan mengarah ke tidak kondusifnya Bali. Soal KSPN Besakih ini harus dibuka dan dibeber dulu maksud dari PP 50 Tahun 2011 secara jelas.

“Seperti apa PP ini, bagaimana kelanjutannya, bagaimana penjabarannya, kan harus kita kupas dulu, “ ujar Jro Suwena.

Menurut Jro Suwena, jangan sampai salah tafsir soal sebuah peraturan dan menyikapi masalah yang sensitif, sehingga jadi panjang dan membuat keruh suasana. Jro Suwena sendiri mengaku sudah konfirmasi langsung kepada Ketua PHDI Bali I Gusti Ngurah Sudiana terkait statemennya menyangkut SKPN Besakih. Ternyata, PHDI Bali tidak ada menyikapi KSPN seperti yang diberitakan di media.

“Saya sudah koordinasi dan klarifikasi ke Ketua PHDI Bali Pak Ngurah Sudiana. Yang dimakud Pak Ngurah Sudiana itu adalah menyangkut kawasan Besakih dan sekitarnya. Jadi, bukan Pura Besakih-nya yang dimaksud. Bukan Pura Besakih yang diobok-obok pariwisata dengan dibangun hotel segala,” tandas tokoh adat asal Desa Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem ini.

Pensiunan perwira polisi berpangkat Kombes ini menegaskan, kalau ada pembangunan hotel dan sarana pariwisata di kawasan suci Pura Besakih, desa adat yang pertama akan menolak. “Desa adat paling pertama menyatakan melawan. Dulu ada rencana pembangunan lapangan golf yang bertentangan dengan nilai agama dan kesucian sampai di kawasan Pura Besakih, sampai kapan pun rencana itu kita lawan.”

Terkait KSPN Besakih ini, karta Jro Suwena, harus dijabarkan lagi dengan aturan di daerah berupa Perda dan mesti dibicaraan dengan desa adat. “Jadi, KSPN ini harus dilihat jelas dulu masalahnya, supaya tidak malah bikin pernyataan yang justru menimbulkan masalah,” tegas Jro Suwena.

“Sekarang kita kan belum tahu persis, apa ada pelanggaran, apanya yang dilanggar? Kawasan yang dimamsud sejauh mana? Bhisama sudah jelas ada jarak dan kawasan-kawasan yang dilarang. Kalau itu dilabrak, ya marah kita. Selain itu, kan ada Perda Tata Ruang Wilayah dipakai acuan untuk jarak dan kawasan tertentu,” imbuhnya.

Sedangkan Petajuh MUDP Provinsi Bali, Dewa Ngurah Suwastha, menyatakan sebuah Undang-undang dijabarkan dengan aturan-aturan di bawahnya. Terakhir, keikutsertaan masyarakat. Kalau dibawa ke bawasah, ada bhisama. “Pura itu bukan objek pariwisata, kalau sekitarnya iya memang. Sejak dulu memang kawasan Besakih jadi objek. Kontestan Miss Wolrd juga diundang ke sana. Kalau Gubernur mau mengobok-obok Pura Besakih, saya yakin tidak mungkin. Gubernur Mangku Pastika tidak sebodoh itu, saya yakin,” tandas Dewa Ngurah Suwastha.

Dewa Ngurah Swastha menegaskan, kalau KSPN menyebutkan dan menetapkan di Besakih harus dibangun hotel, maka MUDP Provinsi akan ngaud kadutan (mencabut keris) dan siap melawan secara puputan. “Saya akan bersama rakyat Bali akan terdepan melawannya. Saya imbau semua puputan dan cabut kadutan. Kalau pusat menghormati bhisama, aturan adat kita, apa pun namanya, mau KSPN atau apa, kita tidak masalah. Kalau hal prinsip dilanggar, kami di MUDP dan PHDI juga meradang,” katanya.

“Tapi, ini kita belum meradang, karena kita lihat tidak ada yang menyentuh hal-hal prinsip. Kita belum apa-apa, jangan panas duluan.”

Dalam kesempatan yang sama, Kadisparda Bali Ida Bagus Subhiksu mengatakan pihaknya tidak penah mengusulkan Besakih jadi KSPN. Menurut Subhiksu, banyak komponen terlibat kalau masuk ke KSPN, utamanya melibatkan pemerintah pusat. “Selama ini, semua juga tahu kawasan Besakih sudah menjadi kawasan pariwisata. KSPN ini hanya memperkuat penataan, misalnya, pembangunan infrastruktur dan sebagainya, bukan mengobok-obok Besakih,” papar Subkhisu.

Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Gede Pitana, mengungkapkan usulan Kawasan Besakih-Gunung Agung dan sekitarnya masuk diantara 11 KSPN di wilayah Provinsi Bali, berasal dari hasil rapat sinkronisasi dan harmonisasi pemerintah pusat dengan berbagai komponen masyarakat Bali. Rapat sinkronisasi itu dilakukan dari 2010 hingga pertengahan 2011.

“Saya tidak ingat betul. Yang saya ingat, nama itu muncul dalam rapat-rapat sinkronisasi dan harmonisasi, sehingga dapat diproses menjadi PP 50 Tahun 2011 akhir 2011 silam,” ujar mantan Kadisparda Bali ini.

Gede Pitana menegaskan, rapat sinkronisasi dan harmonisasi itu diikuti berbagai komponen masyarakat Bali, termasuk di dalamnya utusan PHDI, MUDP, MMDP (majelis Madya Desa Pakraman), Pemkab/Pemkot se-Bali, dan kalangan akademisi. Semua pihak dapat mengusulkan nama KSPN. Dengan demikian, kata Pitana, nama KSPN Besakih-Gunung Agung dan sekitarnya bukan atas usulan Gubernur Pastika, melainkan kesepakatan rapat sinkronisasi dan harmonisasi bersama.

Menurut Pitana, dalam rapat sinkronisasi dan harmonisasi kala itu tidak ada komponen masyarakat yang mengusulkan nama Pura Besakih atau pura lain sebagai KSPN. Dalam PP 50 Tahun 2011 pun tidak ada menyebutkan nama pura. “Karena itu, sangat tidak benar bila ada media memberitakan nama pura sebagai nama KSPN. Yang ada adalah nama geografis atau nama wilayah atau areal,” tandas alumnus Fakultas Pertanian yang notabene mantan Mahasiswa Teladan Unud era 1980-an ini.

Rapat sinkronisasi dan harmonisasi sejenis, kata Pitana, juga dilakukan di daerah lain, seperti Jawa Timur. Itu sebabnya, dari sejumlah KSPN di Jatim, salah satunya diberi nama KSPN Alas Purwo yang mengacu pana nama tempat, bukan nama pura di sana. Polemik mengenai penamaan KSPN yang kini tengah diangkat sejumlah media, menurut Pitana, seharusnya tidak perlu terjadi karena data dan faktanya sudah sangat jelas. Selain itu, PP 50 Tahun 2011 tidak secara otomatis berlaku di daerah, karena masih harus dibreakdown dengan aturan yang lebih detail dalam bentuk rencana induk pembangunan pariwisata provinsi dan rencana detail pembangunan pariwisata kabupaten/kota. Tanpa aturan turunan tersebut, KSPN tidak akan bisa berjalan.

Jadi, PP 50 Tahun 2011 ini hanyalah blue print perencanaan pembangunan pariwisata nasional yang hanya akan menjadi ‘kotak kosong’ jika tidak ditindaklanjuti dengan peraturan lebih detail di daerah. Pitana juga menegaskan tidak mungkin terjadi pembangunan hotel, lapangan golf, atau kafe di kawasan suci seperti Pura Besakih, sepanjang masyarakat diajak aktif mengawal implementasi PP 50 Tahun 2011. Jaminan itu disampaikan Pitana, karena UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan pembangunan dan pengembangan kepariwisataan nasional harus berbasis kearifan lokal, semangat budaya dan spiritual masyarakat pendukungnya.

Terkait persoalan KSPN yang diributkan media, menurut Pitana, dalam PP 50 Tahun 2011 ada 88 KSPN se-Indonesia. Dari 88 KSPN itu, 11 unit di antaranya berada di Bali, yakni Kawasan Bali Utara/Singaraja, Kawasan Menjangan-Pemuteran dan sekitarnya, Kawasan Taman Nasional Bali Barat dan sekitarnya, Kawasan Bedugul dan sekitarnya, Kawasan Kuta-Sanur-Nusa Dua dan sekitarnya, Kawasan Nuda Penida dan sekitarnya, Kawasan Ubud dan sekitarnya, Kawasan Kintamani dan sekitarnya, Kawasan Danau Batur dan sekitarnya, Kawasan Besakih- Gunung Agung dan sekitarnya, Kawasan Tulamben-Amed dan sekitarnya, serta Kawasan Amuk dan sekitarnya. Menurut Pitana, KSPN berbasis tema pengembangan pariwisata alam, budaya, termasuk wisata religi dan spiritual (pilgrimage).

KSPN Besakih-Gunung Agung dan sekitarnya meliputi daya tarik bentang alam Gunung Agung, area Pura Besakih, desa-desa tradisional, adat tradisi masyarakat yang kini sudah banyak dikunjungi umat untuk upacara keagamaan, maupun pengunjung umum yang mengagumi kebesaran dan keindahan Pura Besakih, dan wilayah sekitarnya.

“Penataan itu memberikan manfaat bagi masyarakat, bukan mengobok-obok. Misalnya, penataan di Bedugul dan sekitarnya. Kita nggak mengobok-obok pura yang arealnya tak lebih dari 5 are yang si sebelah barat-utara itu. Sama dengan Besakih, kita nggak ngobok-ngobok Pura Besakih. Kita menata kawasan,” tegas tokoh pariwisata dan sosial ekonomi pertanian asal Desa Luwus, Kecamatan Baturiti, Tabanan ini. (NusaBali)

KSPN Besakih Bukan Usulan Gubernur

Posted by Unknown 1 comment

Denpasar, Suara Buleleng - Kalangan tokoh pariwisata dan tokoh adat gerah atas pemberitaan soal Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) untuk Besakih-Gunung Agung dan sekitarnya yang tertuang melalui Peraturan Pemerintah (PP) 50 Tahun 2011. Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) Provinsi Bali ingatkan semua pihak jangan bikin komentar yang mengarah ke tidak kondusifnya Bali. Sementara, Kementerian Pariwisata menegaskan KSPN untuk Besakih-Gunung Agung bukan usulan dari Gubernur Bali.

Terkait pro kontra masalah KSPN Besakih dan Gunung Agung ini, Bendesa Agung (Ketua Majelis Utama) Desa Pakraman Bali, Jro Gede Wayan Suwena Putus Upadesa, secara khusus menggelar jumpa pers di sela-sela acara Kongres Kebudayaan II di Inna The Grand Bali Beach Hotel Sanur, Denpasar Selatan, Rabu (25/9).

Jumpa pers untuk meluruskan masalah SKPN Besakih-Gunung Agung tersebut dihadiri langsung Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Prof Dr Ir I Gede Pitana MSc. Selain mereka, narasumber yang juga dihadirkan dalam jumpa pers kemarin, antara lain, Petajuh MUDP Provinsi Bali Ida I Dewa Gde Ngurah Swastha, Karo Humas Setda Provinsi Bali Drs I Ketut Teneng SP MSi, dan Kepala Dinas Pariwisata Daerah (Kadisparda) Bali Ida Bagus Subhiksu.

Jro Gede Suwena mengingatkan seluruh masyarakat jangan berkomentar dan memberikan pernyataan-pernyataan yang sensitif dan mengarah ke tidak kondusifnya Bali. Soal KSPN Besakih ini harus dibuka dan dibeber dulu maksud dari PP 50 Tahun 2011 secara jelas.

“Seperti apa PP ini, bagaimana kelanjutannya, bagaimana penjabarannya, kan harus kita kupas dulu, “ ujar Jro Suwena.

Menurut Jro Suwena, jangan sampai salah tafsir soal sebuah peraturan dan menyikapi masalah yang sensitif, sehingga jadi panjang dan membuat keruh suasana. Jro Suwena sendiri mengaku sudah konfirmasi langsung kepada Ketua PHDI Bali I Gusti Ngurah Sudiana terkait statemennya menyangkut SKPN Besakih. Ternyata, PHDI Bali tidak ada menyikapi KSPN seperti yang diberitakan di media.

“Saya sudah koordinasi dan klarifikasi ke Ketua PHDI Bali Pak Ngurah Sudiana. Yang dimakud Pak Ngurah Sudiana itu adalah menyangkut kawasan Besakih dan sekitarnya. Jadi, bukan Pura Besakih-nya yang dimaksud. Bukan Pura Besakih yang diobok-obok pariwisata dengan dibangun hotel segala,” tandas tokoh adat asal Desa Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem ini.

Pensiunan perwira polisi berpangkat Kombes ini menegaskan, kalau ada pembangunan hotel dan sarana pariwisata di kawasan suci Pura Besakih, desa adat yang pertama akan menolak. “Desa adat paling pertama menyatakan melawan. Dulu ada rencana pembangunan lapangan golf yang bertentangan dengan nilai agama dan kesucian sampai di kawasan Pura Besakih, sampai kapan pun rencana itu kita lawan.”

Terkait KSPN Besakih ini, karta Jro Suwena, harus dijabarkan lagi dengan aturan di daerah berupa Perda dan mesti dibicaraan dengan desa adat. “Jadi, KSPN ini harus dilihat jelas dulu masalahnya, supaya tidak malah bikin pernyataan yang justru menimbulkan masalah,” tegas Jro Suwena.

“Sekarang kita kan belum tahu persis, apa ada pelanggaran, apanya yang dilanggar? Kawasan yang dimamsud sejauh mana? Bhisama sudah jelas ada jarak dan kawasan-kawasan yang dilarang. Kalau itu dilabrak, ya marah kita. Selain itu, kan ada Perda Tata Ruang Wilayah dipakai acuan untuk jarak dan kawasan tertentu,” imbuhnya.

Sedangkan Petajuh MUDP Provinsi Bali, Dewa Ngurah Suwastha, menyatakan sebuah Undang-undang dijabarkan dengan aturan-aturan di bawahnya. Terakhir, keikutsertaan masyarakat. Kalau dibawa ke bawasah, ada bhisama. “Pura itu bukan objek pariwisata, kalau sekitarnya iya memang. Sejak dulu memang kawasan Besakih jadi objek. Kontestan Miss Wolrd juga diundang ke sana. Kalau Gubernur mau mengobok-obok Pura Besakih, saya yakin tidak mungkin. Gubernur Mangku Pastika tidak sebodoh itu, saya yakin,” tandas Dewa Ngurah Suwastha.

Dewa Ngurah Swastha menegaskan, kalau KSPN menyebutkan dan menetapkan di Besakih harus dibangun hotel, maka MUDP Provinsi akan ngaud kadutan (mencabut keris) dan siap melawan secara puputan. “Saya akan bersama rakyat Bali akan terdepan melawannya. Saya imbau semua puputan dan cabut kadutan. Kalau pusat menghormati bhisama, aturan adat kita, apa pun namanya, mau KSPN atau apa, kita tidak masalah. Kalau hal prinsip dilanggar, kami di MUDP dan PHDI juga meradang,” katanya.

“Tapi, ini kita belum meradang, karena kita lihat tidak ada yang menyentuh hal-hal prinsip. Kita belum apa-apa, jangan panas duluan.”

Dalam kesempatan yang sama, Kadisparda Bali Ida Bagus Subhiksu mengatakan pihaknya tidak penah mengusulkan Besakih jadi KSPN. Menurut Subhiksu, banyak komponen terlibat kalau masuk ke KSPN, utamanya melibatkan pemerintah pusat. “Selama ini, semua juga tahu kawasan Besakih sudah menjadi kawasan pariwisata. KSPN ini hanya memperkuat penataan, misalnya, pembangunan infrastruktur dan sebagainya, bukan mengobok-obok Besakih,” papar Subkhisu.

Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Gede Pitana, mengungkapkan usulan Kawasan Besakih-Gunung Agung dan sekitarnya masuk diantara 11 KSPN di wilayah Provinsi Bali, berasal dari hasil rapat sinkronisasi dan harmonisasi pemerintah pusat dengan berbagai komponen masyarakat Bali. Rapat sinkronisasi itu dilakukan dari 2010 hingga pertengahan 2011.

“Saya tidak ingat betul. Yang saya ingat, nama itu muncul dalam rapat-rapat sinkronisasi dan harmonisasi, sehingga dapat diproses menjadi PP 50 Tahun 2011 akhir 2011 silam,” ujar mantan Kadisparda Bali ini.

Gede Pitana menegaskan, rapat sinkronisasi dan harmonisasi itu diikuti berbagai komponen masyarakat Bali, termasuk di dalamnya utusan PHDI, MUDP, MMDP (majelis Madya Desa Pakraman), Pemkab/Pemkot se-Bali, dan kalangan akademisi. Semua pihak dapat mengusulkan nama KSPN. Dengan demikian, kata Pitana, nama KSPN Besakih-Gunung Agung dan sekitarnya bukan atas usulan Gubernur Pastika, melainkan kesepakatan rapat sinkronisasi dan harmonisasi bersama.

Menurut Pitana, dalam rapat sinkronisasi dan harmonisasi kala itu tidak ada komponen masyarakat yang mengusulkan nama Pura Besakih atau pura lain sebagai KSPN. Dalam PP 50 Tahun 2011 pun tidak ada menyebutkan nama pura. “Karena itu, sangat tidak benar bila ada media memberitakan nama pura sebagai nama KSPN. Yang ada adalah nama geografis atau nama wilayah atau areal,” tandas alumnus Fakultas Pertanian yang notabene mantan Mahasiswa Teladan Unud era 1980-an ini.

Rapat sinkronisasi dan harmonisasi sejenis, kata Pitana, juga dilakukan di daerah lain, seperti Jawa Timur. Itu sebabnya, dari sejumlah KSPN di Jatim, salah satunya diberi nama KSPN Alas Purwo yang mengacu pana nama tempat, bukan nama pura di sana. Polemik mengenai penamaan KSPN yang kini tengah diangkat sejumlah media, menurut Pitana, seharusnya tidak perlu terjadi karena data dan faktanya sudah sangat jelas. Selain itu, PP 50 Tahun 2011 tidak secara otomatis berlaku di daerah, karena masih harus dibreakdown dengan aturan yang lebih detail dalam bentuk rencana induk pembangunan pariwisata provinsi dan rencana detail pembangunan pariwisata kabupaten/kota. Tanpa aturan turunan tersebut, KSPN tidak akan bisa berjalan.

Jadi, PP 50 Tahun 2011 ini hanyalah blue print perencanaan pembangunan pariwisata nasional yang hanya akan menjadi ‘kotak kosong’ jika tidak ditindaklanjuti dengan peraturan lebih detail di daerah. Pitana juga menegaskan tidak mungkin terjadi pembangunan hotel, lapangan golf, atau kafe di kawasan suci seperti Pura Besakih, sepanjang masyarakat diajak aktif mengawal implementasi PP 50 Tahun 2011. Jaminan itu disampaikan Pitana, karena UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan pembangunan dan pengembangan kepariwisataan nasional harus berbasis kearifan lokal, semangat budaya dan spiritual masyarakat pendukungnya.

Terkait persoalan KSPN yang diributkan media, menurut Pitana, dalam PP 50 Tahun 2011 ada 88 KSPN se-Indonesia. Dari 88 KSPN itu, 11 unit di antaranya berada di Bali, yakni Kawasan Bali Utara/Singaraja, Kawasan Menjangan-Pemuteran dan sekitarnya, Kawasan Taman Nasional Bali Barat dan sekitarnya, Kawasan Bedugul dan sekitarnya, Kawasan Kuta-Sanur-Nusa Dua dan sekitarnya, Kawasan Nuda Penida dan sekitarnya, Kawasan Ubud dan sekitarnya, Kawasan Kintamani dan sekitarnya, Kawasan Danau Batur dan sekitarnya, Kawasan Besakih- Gunung Agung dan sekitarnya, Kawasan Tulamben-Amed dan sekitarnya, serta Kawasan Amuk dan sekitarnya. Menurut Pitana, KSPN berbasis tema pengembangan pariwisata alam, budaya, termasuk wisata religi dan spiritual (pilgrimage).

KSPN Besakih-Gunung Agung dan sekitarnya meliputi daya tarik bentang alam Gunung Agung, area Pura Besakih, desa-desa tradisional, adat tradisi masyarakat yang kini sudah banyak dikunjungi umat untuk upacara keagamaan, maupun pengunjung umum yang mengagumi kebesaran dan keindahan Pura Besakih, dan wilayah sekitarnya.

“Penataan itu memberikan manfaat bagi masyarakat, bukan mengobok-obok. Misalnya, penataan di Bedugul dan sekitarnya. Kita nggak mengobok-obok pura yang arealnya tak lebih dari 5 are yang si sebelah barat-utara itu. Sama dengan Besakih, kita nggak ngobok-ngobok Pura Besakih. Kita menata kawasan,” tegas tokoh pariwisata dan sosial ekonomi pertanian asal Desa Luwus, Kecamatan Baturiti, Tabanan ini. (NusaBali)

1 komentar:

Layanan Semeton

Layanan Semeton

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

© 2013 SUARA BULELENG. WP Theme-junkie converted by BloggerTheme9
Blogger templates. Proudly Powered by Blogger.
back to top