Kilas Balik WTO
Posted by Unknown
on Selasa, 26 November 2013
0
Jakarta, Suara Buleleng - Bali kembali bakal menjadi tuan rumah penyelenggaraan konferensi internasional, yakni konferensi tingkat menteri negara-negara anggota World Trade Organisation (WTO) pada Desember 2013.
Sebelumnya, pada Oktober 2013, tepatnya di Nusa Dua, Bali, konferensi ekonomi Asia Pasifik atau APEC, juga telah berlangsung dengan sukses.
WTO resmi berdiri pada 1 Januari 1995, sebagai bagian dari Perjanjian Putaran Uruguay yang diatur berdasarkan General Agreement on Tariff and Trade (GATT).
WTO dibentuk setelah para penandatanganan GATT sepakat mendirikan organisasi payung yang baru dan tetap guna menggantikan GATT yang sudah ada sejak 1947.
Beda GATT dan WTO adalah keberadaan GATT sifatnya sementara, sedangkan WTO permanen. Seperti GATT, WTO menjadi forum bagi perundingan perdagangan antarnegara, meninjau kebijakan-kebijakan perdagangan negara anggota serta bekerja sama dengan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) dalam upaya yang lebih terpadu untuk menghasilkan kebijakan perdagangan dunia.
Dibandingkan dengan GATT, WTO jauh lebih sempurna karena sudah disesuaikan dengan kondisi saat itu yang lebih kompleks. Demikian pula jangkauan masalah perdagangan yang sudah lebih berkembang luas, memiliki prosedur penyelesaian perselisihan yang jauh lebih tegas.
Dalam beberapa hal, WTO memang berbeda dengan GATT, yaitu lebih mempersempit ruangan bagi kemungkinan tindakan sepihak. Pertama, jangkauan masalah perdagangan yang digarap WTO telah sangat berkembang luas.
Kedua, WTO memiliki prosedur penyelesaian perselisihan yang jauh lebih tegas. Ketiga, badan ini memberikan sifat permanen yang tidak dimiliki GATT yang memang direncanakan hanya merupakan badan sementara.
Semua penandatangan WTO harus sepakat menerima secara otomatis semua kesepakatan Putaran Uruguay tanpa kecuali. Pada prinsipnya pembentukan WTO menjadi dasar membuka pintu bagi perdagangan bebas dan investasi.
Berbagai negara regional kemudian membentuk organisasi kerjasama menuju perdagangan bebas seperti di Eropa Barat dengan EFTA, Amerika Utara dengan NAFTA, Asia Tenggara dengan AFTA, Amerika Latin, dan kemudian Asia Pasifik dengan APEC.
Berbagai negara yang tadinya menganut ekonomi tertutup dan sentralistis seperti Rusia, China, Vietnam dan Myanmar, kini berubah total menganut dan bergabung pada globalisasi ekonomi. Dan ternyata, pertumbuhan ekonomi negara-negara tersebut semakin berkembang tinggi. Mereka pun bergabung dalam AEC maupun APEC.
GATT dan kemudian WTO dibentuk untuk mengatasi berbagai sengketa perdagangan antarnegara. Walaupun kemudian PBB pada Oktober 1947 menbentuk GATT namun perselisihan tetap terjadi, bahkan menjadi-jadi, baik antarnegara maju seperti Amerika Serikat, Eropa (Barat), Kanada dan Jepang, bahkan sampai mengancam terjadinya perang dagang antara AS-Jepang.
Perselisihan perdagangan juga terjadi antara negara-negara maju dan negara berkembang, khususnya di bidang pertanian. Indonesia pun tidak terkecuali.
Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa menggugat Indonesia terhadap kebijakan mobil nasional yang diatur dalam Inpres Nomor 2/1996 yang dianggap bertolak belakang dengan ketentuan WTO.
Jepang misalnya, mengajukan Indonesia ke WTO karena menurut mereka melanggar prinsip Most Favoured Nation Treatment (MFNT) yakni dengan membebaskan bea masuk barang mewah terhadap mobil Korea, tetapi tidak bagi mobil Jepang dan negara lainnya. Jepang juga menuduh Indonesia dengan kebijakan mobil nasional melakukan tindakan diskriminatif.
Indonesia bergabung dalam GATT pada Mei 1950. Kini, WTO beranggotakan 152 negara, dan pada bulan Desember 2013 menyelenggarakan Pertemuan Tingkat Menteri ke-9 di Bali. Fokus agenda adalah bidang produk pertanian yang ramah lingkungan yang sering "diganjal" oleh negara-negara maju.
Keanggotaan WTO terdiri atasi negara-negara maju/industri, negara-negara berkembang, industri baru sampai ke negara-negara paling miskin atau Least Developed Countries (LDCs) dengan status dan hak yang sama. (AN)
Tagged as: Berita Internasional

Dari, Oleh, Untuk Buleleng
Dapatkan Info Terbaru Dari Suara Buleleng
Masukkan alamat e-mail Anda agar kami dapat mengirimkan Berita Terbaru langsung ke mailbox Anda
Share This Post
0 komentar: