RSUD Buleleng Tagih Utang Pasien Rp 214 Juta

Posted by Unknown on Rabu, 14 Januari 2015 0

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) belum membayar tagihan klaim JKBM kepada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng, Bali senilai Rp 13 miliar. Nilai sebesar itu merupakan tagihan selama empat bulan terhitung mulai September 2014.

Direktur Utama (Dirut) RSUD Buleleng, Gede Wiartana mengatakan akibat belum dibayarnya tagihan, RSUD kesulitan untuk menutupi biaya operasional. Mengingat selama ini RS itu dituntut harus mandiri dalam membiayai operasional tanpa bantuan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng.

"Jelas kami sangat bergantung pada operasional karena kami harus sendiri. Tidak ada bantuan dari pemkab. Seperti untuk beli obat, gaji tenaga kontrak, pembayaran listrik kami mengandalkan dari pemasukan itu," ungkap Wiartana, Selasa (13/1) seperti dikutip Bali Tribun.

Sehingga demi menutupi biaya operasional yang tidak sedikit, RSUD memutuskan untuk membentuk tim penagih utang pasien. Sebab, selama ini cukup banyak pasien yang belum melunasi biaya rumah sakit. Bahkan, nilainya mencapai Rp 214 juta. Wiartana menuturkan, pasien yang belum melunasi biaya rumah sakit ini merupakan pasien yang ingin mendapatkan klaim JKBM. Namun, setelah masuh rumah sakit ternyata tidak memenuhi syarat, sehingga diwajibkan untuk membayar biaya rumah sakit.

"Kadang-kadang masyarakat yang datang ke sini tidak lengkap persyaratannya untuk mendapatkan klaim JKBM. Sehingga tidak bebas dari biaya ketika diverifikasi. Kalau memenuhi syarat sama sekali tidak perlu bayar itu," ungkapnya.

Dikatakan, masyarakat yang masih berutang biaya rumah sakit akan ditagih secara terus menerus selama tiga tahun, hingga lunas. Menurutnya, ini untuk memenuhi kewajiban dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). "Akan terus sampai tiga tahun utangnya tidak bisa dihapus. Karena ini juga tuntutan dari BPK seperti itu. Baru nanti setelah tiga tahun tagihannya baru bisa dihapus," katanya. (BT)