Kisah Kearifan Lokal Desa Les Melestarikan Terumbu Karang Buleleng
Posted by Unknown
on Rabu, 13 November 2013
0
Tejakula, Suara Buleleng - Langit yang biru, laut yang biru, dan pemandangan alam atas serta bawah laut yang luar biasa, membuat Desa Les tidak hanya hanya menjadi salah satu pelopor nelayan ramah lingkungan, tetapi juga tempat yang pantas untuk dihormati dan dikenang akan kearifan masyarakatnya dalam menghargai alamnya.
Desa Les, di Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Propinsi Bali adalah salah satu desa yang sadar akan bahaya kehilangan terumbu karang. Sebelum tahun 1982 hanya terdapat nelayan ikan untuk tujuan konsumsi di Desa Les.
Nelayan dari pulau Jawa yang mencari ikan hias di desa inilah yang mendorong nelayan Les, mempelajari apa yang sedang dilakukan oleh nelayan Jawa tersebut.
Kemudian, nelayan Les pun mulai beralih. Dari profesi sebagai nelayan ikan untuk konsumsi, menjadi nelayan ikan hias. Pada awalnya nelayan ikan hias Les hanya berjumlah empat sampai tujuh orang. Melihat perkembangan yang dihasilkan, jumlah nelayan ikan hias terus berkembang dalam jumlah yang lumayan besar.
Cara tangkap yang dilakukan pada waktu itu adalah dengan menggunakan jaring yang tradisional. Sejalan dengan meningkatnya permintaan pasar serta tergiur kemudahan yang ditawarkan penggunaan sianida, nelayan kemudian beralih menggunakan sianida.
Karena kebutuhan keluarga yang mendesak, maka kegiatan menggunakan sianida ini berlangsung cukup lama. Secara perlahan terumbu karang desa les semakin rusak. Ikan-ikan hias dan konsumsi pun berkurang secara drastis. Para nelayan Desa Les, harus mencari ikan hias jauh dari kampung halaman mereka. Waktu itu, pencarian ikan hias bisa mencapai dataran sulawesi dan Nusa Tenggara Timur.
Beberapa orang dan LSM pencinta lingkungan pun mulai mengadakan perdekatan ke beberapa tokoh nelayan ikan hias Desa Les. Dan beberapa di antaranya mulai sadar akan bahaya dari sianida.
Pada tahun 2001, sianida pun mulai ditinggalkan, dan kembali pada jaring tradisional. Bahkan jaring pun digunakan yang lembut, agar tidak merusak karang-karang Desa Les.
Nelayan Desa Les kini tak lagi menggunakan peledak. Rehabilitasi karang pun dilakukan. Kelompok nelayan ikan hias juga dibentuk, untuk mewadahi kegiatan para nelayan. Dan dilakukan standarisasi untuk pencarian ikan hias yang ramah lingkungan.
Desa Les pun menjelma menjadi desa wisata selam yang cukup menarik. Berkat program transplantasi karang yang dilakukan kelompok nelayan Les, terumbu karang yang dulunya rusak karena sianida, sekarang sudah menjelma menjadi barisan hard dan soft coral yang indah. Ikan-ikan warna-warni yang dulunya hilang, kembali berdatangan menghiasi dunia bawah lautnya.
Kondisi terumbu karang Indonesia saat ini semakin memprihatinkan. Di kawasan Indonesia tengah dan timur, yang notabene memiliki sebagian besar sebaran terumbu karang di indonesia, yaitu 60.000 kilometer persegi, kerusakan terus terjadi. Data Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebutkan, hanya 30 persen terumbu karang dalam kondisi baik, 37 persen dalam kondisi sedang, dan 33 persen rusak parah.
Sebagian besar terumbu karang dunia, sekitar 55 persen, terdapat di Indonesia, Filipina, dan Kepulauan Pasifik; 30 persen di Lautan Hindia dan Laut Merah; 14 persen di Karibia; dan 1 persen di Atlantik Utara.
Selain pemanasan global dan penimbunan laut dengan dalih reklamasi, faktor pendorong kerusakan terumbu karang di Indonesia yang terbesar, justru datang dari masyarakat pesisir sendiri. Pencarian hasil laut dengan menggunakan bom dan potasium masih sering dilakukan. (NG)

Dari, Oleh, Untuk Buleleng
Dapatkan Info Terbaru Dari Suara Buleleng
Masukkan alamat e-mail Anda agar kami dapat mengirimkan Berita Terbaru langsung ke mailbox Anda
Share This Post
Topik Terkait
- Potensi Tangkap Ikan di Buleleng Akan Ditinjau
- Konservasi Terumbu Karang Di Kerobokan
- Facebook Garap Proyek Akses Nirkabel
- Satelit Seberat 1 Ton Bakal Hantam Bumi Hari Ini
- Beberapa Manfaat Orgasme Buat Pria dan Wanita
- 6 Tips Menjaga Keamanan Komputer ala Kaspersky
- Gara-Gara Prona, Perangkat Desa Sumberkima Mogok Kerja
- Legislator Ingatkan Eksekutif Soal JKKBM dan JKN
- Cuci Gudang Diskanla Tebar 10.000 Ekor Bibit Nila
- Tak Miliki Ijin, Puluhan Reklame di Singaraja Ditertibkan Satpol PP
- Warga Buleleng Kehilangan Jari Tangan Akibat Petasan
- Pertamina Naikkan Harga Elpiji 12 Kg
- Paripurna DPR Sahkan UU ASN
- UU Desa, Miliaran Rupiah Tiap Tahun untuk Desa
- Sekda Penentu Pengangkatan Pejabat
- Beroperasi Januari 2014, BPJS Kesehatan "Cover" 72% Penduduk Indonesia
- Warga Menyali Serahkan Lontar Untuk Gedong Kirtya
- Hindu Kaharingan Gelar Upacara Mamapas Lewu
- Pertukaran Budaya, Guru & Siswa SDN 1 Tamblang Akan Berangkat ke Jepang
- Kisah Kearifan Lokal Desa Les Melestarikan Terumbu Karang Buleleng
0 komentar: